Perintah dakwah ini mengandung beberapa prinsip,diantaranya :
1). Al Istimrariyyah (berkelanjutan).kata AD'U (aku mengajak) adalah fi'il mudhari'
yg mengandung makna sedang berlangsug dan akan berlangsung terus sampai
hari kiamat.Usaha dakwah ini tdk boleh berhenti sesaatpun hanya krn rintangan
dankelemahan diri,sebab ini adalah sunnatullah. Bahkan tdk boleh berhenti
(istirahat sejenak) sekalipun tlh berhasil.
2). Wudhuhul Ghayah (tujuan yg jelas) dgn prinsip ILALLAAH.
Bahwa setiap perbuatan hanya krn Allah dan mengajak hanya kpd Allah,bukan
ila nafsi (mengajak kpd popularitas), kpd suatu golongan, atau simbol.
Dengan hanya mengharapkan ridha Allah Swt akan menimbulkan sifat ihtiram
(memuliakan) dan sifat ikram (menunaikan hak sesama muslim tanpa meng
harap hak kita ditunaikan),dan suasana ukhuwwah ini akan terjalin dengan
mahabbah (kasih sayang) tanpa tergoyahkan dgn perbedaan (furu'iyyah).
3). Wudhuhul Minhaj (manhaj yg jelas) dgn prinsip 'ALA BASHIRAH (atas dasar
keyakinan hati) bukan 'alal bashar (sesuai dgn pandangan mata).
Memahami mau kemana ummat ini dan ummat akan terbentuk macam apa?
Hal ini menuntut adanya abjadiyatul 'amal (apa yg hrs dilakukan dr A-Z),
sehingga tidak isti'jal (tergesa-gesa) ataupun tabatha (santai) yg meng
akibatkan seseorang mengalami insilakh (terlempar dr usaha dakwah).
Diantara ciri-ciri orang yg terbuang dr usaha dakwah adalah :
(1) Tidak lg mau menerima nasehat ulama dan saudaranya sendiri,
(2) Mendengar tetapi tdk mau memahami,
(3) Paham tetapi tdkmau mengamalkannya,
(4) Mengamalkan tetapi tidak ikhlas,
(5) Ikhlas tetapi tdk istiqamah, dan
(6) Istiqamah tetapi tdk istikhlas
4). Wujudul Qiyadah (adanya koordinasi) dgn prinsip ANA WAMANITTABA 'ANI
Apabila proses tarbiyah berjalan dgn husnut tadbir (pengaturan yg baik)
maka akan wujud tanggung jawab, baik ketika sebagai pemimpin (amir)
maupun yg dipimpin (makmur). Semua adalah pemimpin dan masing masing
akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Alah Swt, sebagaimana
para sahabat r.a. menjadian Rasulullah Saw sebagai panutan (uswah).
Tanpa tuntunan kerja dakwah dgn manhaj Nubuwwah maka akan terjadi:
1. Tabdzirul Thaqah (membuang buang potensi). Harta (amwal) dan diri (anfus)
adalah modal berharga,jika tdk ada abjadiyatul 'amal (urutan urutan amal
dari A-Z) maka seluruh potensi akan sia sia, tanpa bisa menyampaikan diri kita
dan ummat pada isti'dad (kesiapan) menyempurnakan perintah perintah Allah
Swt dan Rasulullah Saw dgn natijah (hasil) yg baik.
2. Tabdzirul Auqat (membuang buang waktu),berbicara dan berbuat sia sia.
3. 'Adamul Intiyajatil ikhlas (keikhlasan yg tdk produktif).
Ikhlas tetapi tdk istikhlas. Keikhlasan adalah syarat diterimanya suatu amal oleh
Allah Swt. Dan Istikhlas adalah syarat agar tdk diperalat oleh hawa nafsu
da ahlul batil, dan agar tdk mencampurkan keinginan keinginan lain dalam
beramal,seperti ketika shalat mengingat dunia atau usaha dakwah untuk
tujuan dunia.
Apabila seseorang melakukan ibadah dgn caranya sendiri, maka ibadahnya itu
tidak akan sah !. Demikian pula bila melakukan dakwah dgn cara sendiri maka yg
melaksanakan tugas dakwah secara infiradi (perseorangan), maka dia akan kehilangan hakikat dakwah.
Da'wah Ilallah harus dilakukan dgn cara yg dicontohkan Rasulullah Saw,bukan dgn akal pikiran sendiri, meskipun niatnya adalah dakwah !. Bahkan perbuatan maksiat dianggap dakwah. Hal itu menyebabkan ummat tdk tahu membedakan mana dakwah ilallah dan mana dakwah komersil, mencari kemasyhuran (agama dijadikan merk dagang,lalu diberi aneka warna, dan diberi cita rasa sesuai dengan
selera pasar)??
Rasulullah Saw bersabda :" Cukuplah keburukan seseorang,jika dia menginginkan
agar orang orang memberikan acungan jempol atas (kebaikan) dirinya,baik dalam urusan agama maupun dalam urusan dunia, kecuali bagi orang orang yg mendapatkan pemeliharaan Allah Swt" (HR. Baihaqi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar