Dari status Jack Shein
" PAK JENDERAL PUN AKHIRNYA IKUT KHURUJ JUGA "Cibubur 2 Feb 2014
Ketika Bayan Bapak Jendral Anton Bahrul Alam
menceritakan kisah beliau tentang jamaah tabligh
" Semula beliau tidak menyukai jamaah ini (jamaah tabligh)
karena penampilan mereka seperti terroris dan sangat
menganggu ketentraman masyarakat dengan mendatangi
tiap-tiap rumah...
kemudian beliau mengutus 1 anggautanya untuk menyelidiki
jamaah ini di kebon jeruk.
dengan menggunakan kemeja koko. utusan ikut gabung dengan jamaah lainnya.
sehingga selesai anggauta melapor kepada pak Jendral
bahwa dia harus keluar 3 hari untuk mengetahui lebih lanjut
ya sudah, kamu ikuti mereka ....begitu kata pak jendral
memberikan perintah kepada anggautanya.
selesai 3 hari. anggauta melapor kepada pak Jendral
bagus pak.! kata anggauta.
pak jendral bingung setelah memperhatikan anggauta tsb
karena sebelumnya tidak pernah sholat, tapi sekarang koq
rajin sholat dan tepat waktu.
akhirnya beliau mengutus lagi 3 orang untuk menyelidiki
jamaah ini...karena khawatir anggauta sebelumnya telah dicuci otaknya..
hasilnya sama, ketiga anggauta tsb.. harus keluar 3 hari
untuk mrngetahui lebih lanjut tentang jamaah tabligh
dan pak jendralpun memerintahkan ketiga anggauta tsb
untuk keluar 3 hari.
setelah menjalani itikaf selama 3 hari, ketiga anggauta tsb
sama hasilnya..mereka semua menajdi rajin sholat..yg semula tidak sholat dan selalu berjamaah..
karena rasa penasaran ,akhirnya pak jendral terjun langsung kelapangan....." ada apa dengan jamaah tabligh
anggauta saya koq pada Rajin sholat " begitu kata pak jendral
dan pak jendralpun datang ke kebon jeruk..
dan pak jendralpun ikut keluar 3 hari bersama para Habib
usai hari ketiga pak jendral singgah ke kebon jeruk
sebelum beliau kembali kerumah..
untuk membeli baju gamis beserta syorban.
pak jendral kembali kerumah dengan pakaian sunah rasul
........subhanallah...
kitab ini adalah hadiah dari pak jendral ,untuk para jamaah yang ikut dalam 3 hari di cibubur. (sebanyak lebih dari 300 jamaah) masing2 mendapatkan 1 kitab.
jamaah 3 hari dicibubur 28 s/2 feb 2014
»» Baca selanjutnya...
Rabu, 05 Maret 2014
Politik, Khilayafiyah, DanTandzir Dalam Jamaa,ah Tanligh
1. Sebagian orang menyatakan bahwa Jama’ah Tabligh melarang menyebutkan tandzir (ancaman) dari Al Qur’an atau hadits dalam ceramah dan dakwah mereka, yang boleh hanya tabsyir (kabar gembira dan fadhilah ‘amal), apakah ini benar ?
Ini adalah kesalah-pahaman karena kurangnya bertabayyun dengan bertanya kepada para ulama yang mengikuti kegiatan ama’ah abligh atau para syura mereka. Yang benar adalah mengutamakan atau memperbanyak kabar gembira dan menyedikitkan ancaman. Seperti ucapan salah seorang jama’ah Arab, “Kita sampaikan ancaman dalam bayan (ceramah) seperti memberi garam dalam masakan!”. Silahkan anda simak buku pegangan mereka Fadhilah ‘amal atau Muntakhab Al- Ahadits bukankah didalamnya dicantumkan juga hadits-hadits yang berisi ancaman dan dibacakan dalam pengajian-pengajian mereka.
Justru inilah yang sejalan dengan nasihat baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengirim sahabatnya sebagai juru dakwah di negeri lain, “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika mengutus seorang sahabatnya untuk suatu urusannya, beliau bersabda, “Berilah kabar gembira, jangan jadikan mereka menjauh dan permudahlah jangan kalian persulit.” (HR. Abu Dawud No. 4195 –shahih-)
2. Mereka berkata bahwa Jama’ah Tabligh tidak memperbolehkan khilafiyah, padahal bila seseorang tidak bicara khilafiyah maka ia tidak akan mampu mengetahui kebenaran orang lain dan akhirnya menganggap orang yang tidak sepaham sebagai orang yang salah, bagaimana itu ?
Jama’ah Tabligh ini adalah jama’ah tingkat internasional yang diikuti lebih dari 200 negara, tentunya terdiri orang yang berlatar belakang berbeda, baik madzhab, akidah maupun kebudayaannya, jika dipaksakan bicara khilafiyah tentunya akan menimbulkan perselisihan yang berujung mengganggu maksud sebenarnya yaitu untuk islah dan berdakwah. Habib Umar bin Hafidz menyatakan, “Meskipun ada perbedaan gerakan yang terjadi, itu hanyalah karena keikutsertaan orang – orang yang bukan termasuk di antara mereka atau orang yang tidak menjalankan dakwah sesuai dengan ushul dan dasar –dasar ajarannya, sehingga terjadi percampuran yang beraneka –rupa dan menyebabkan ketidakselarasan dalam fikih, pandangan, pemikiran dan akidah. Tapi Anda haruslah berprasangka baik terhadap mereka semua dan juga pandanglah kebaikan yang tampak jelas serta jangan Anda tafsiri dengan keburukan.
Demikian juga jauhilah segala hal yang dilarang dan keburukan yang nyata. Manusia yang tinggal dalam satu rumah saja berbeda watak dan pribadinya, apalagi dalam suatu jama’ah yang berjumlah besar. Umumnya, kebaikan pasti akan tersebar di kalangan umat nabi Muhammad saw dan setiap jama’ah atau kelompok Islam tak lepas darinya. Semoga Allah menjadikan kami dan Anda sebagai Ahli kebaikan.”
Untuk urusan fikih atau akidah dipersilahkan kepada masing-masing untuk belajar kepada para ulama dilingkungannya, tentunya yang ahli sunnah. Para masyaikh di india sering menganjurkan para pekerja dakwah agar bermadzhab dan belajar fikih kepada para ulama walaupun yang belum ikut dakwah.
Hal kedua, khilafiyyah adalah monopoli ulama’, jika orang awam dipaksakan harus membicarakannya tentu akan jadi kacau.
Bila dalam jamaah yang sedang keluar terdapat ulama, maka tidak mengapa bertanya tentang khilafiyyah, tapi bukan berdebat.
Selama program keluar pembicaraan khilafiyyah memang dihindari. Usaha dakwah ini adalah untuk menumbuhkan keyakinan dan semangat beramal dalam diri umat yang memiliki keragaman dan latar belakang. Dengan hanya berbicara masalah-masalah yang disepakati, perbedaan-perbedaan tersebut tidak akan menjadi ganjalan dalam kerja universal.
K.H. Musthafa Bisri Rembang mengatakan :
“Dan janganlah mulai membahas masalah furu’iyyah khilafiyyah yang akan membangkitkan perbedaan pendapat dan tidak adanya persatuan. Misalnya, dengan mengatakan, “tahlil dan talqin tidak berguna sama sekali bagi mayit. Saya tidak pernah temukan dalam Bukhari dan Muslim anjuran untuk memakai tasbih, dan sebagainya.” Sebab kerusakan dari pembahasan itu lebih besar daripada kemaslahatannya.” (Zaad Az-Zu’ama : 11)
Tidak benar jika ada tuduhan, bahwa Jamaah Tabligh tidak memperdulikan fiqih. Sama sekali tidak dinafikan kepentingan fiqih, namun hal ini dikembalikan kepada bimbingan alim ulama masing – masing, yaitu dengan beberapa alasan, diantaranya adalah :
1. Rawannya perselisihan yang timbul karena pembahasan masalah fiqih, dan tidak sedikit yang menjurus kea rah perpecahan umat.
2. Perlunya seseorang faqih yang ahli dalam pembahasannya, karena tidak semua orang dapat menyampaikannya. Apabila sembarang orang, niscaya dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan.
3. Perbedaan sisi pemahaman masing-masing yang perlu dikemas sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan perpecahan. Atas pertimbangan tersebut, maka langka Jama’ah Tabligh adalah menghidupkan semangat pengamalan agama melalui ta’lim fadhail, dan menghidupkan gairah masail fiqih melalui ta’lim infiradi (individu).
3. Mereka mengatakan bahwa Jama’ah Tabligh tidak memperbolehkan politik karena akan menyebabkan kebohongan dan pertengkaran, padahal orang yang tidak mau berpolitik akan menjadi mangsa politik. Bagaimana sebenarnya ?
Jamaah Tabligh hanyalah menganjurkan untuk menghindari masalah politik. Menghindari masalah politik bukan berarti anti politik. Orang yang menghindari makan jengkol misalnya bukan berarti mengharamkan jengkol bagi orang lain. Diskusi dan pembahasan politik ada ahli dan forumnya tersendiri. Sebagaimana dalam perjalanan ibadah haji yang dibahas sehari – hari tentunya masalah yang berhubungan tentang haji. Jangankan permasalahan politik, pembahasan tentang hukum zakat dan puasa pun ditiadakan. Karena memang bukan forumnya. Dan tidak seorangpun protes dan mengusulkan adanya diskusi politik dalam perjalanan haji.
Menghindari politik ini hanya ketika beraktifitas dakwah saja, buktinya orang-orang yang pernah ikut Jaulah kalau ada pemilu ikut nyoblos juga, bahkan ada ulama dari kalangan mereka yang mengharamkan Golput.
Maka dugaan ini sama sekali tidak benar dan perlu di klarifikasi.
Sumber :
Kitab “Jamaah Tabligh Sesat ? Para Kyai & Santri Menjawab”
Halaman 236 - 241
Disusun oleh Team tabayyun Payaman.
Diterbitkan oleh Balai Pustaka Upaya Ilmu Iman
Ponpes. Sirajul Mukhlasin Payaman,
Payaman PO BOX 158 Magelang 56101 telp. 0293 367110
Magelang, Jawa Tengah
»» Baca selanjutnya...
Senin, 03 Maret 2014
Usaha Memakmurkan Masjid
* Dalam usaha memakmurkan masjid, orang-orang
dibawa ke masjid, diletakkan dalam suasana masjid dan dakwah disampaikan di
masjid (10 menit bicara agama dimasjid lebih baik dari pada berjam-jam bicara
dirumah)
* Jika mereka tidak bisa kemasjid, dakwah
disampaikan/disempurnakan dirumah.
* Untuk usaha memakmurkan masjid, tidak perlu
ada syarat-syarat yang menyulitkan, hanya diperlukan 8 orang beriman (orang
islam) tidak mesti orang yang telah keluar 3 hari /40 hari / 4 bulan. Waktunya
tidak mesti harus sempurna 2,5 jam (boleh dibawah itu)
Mengenai Nusroh jamaah di maqami
* Dalam menerima jamaah dimahalla kita,
hendaklah jamaah diberikan keleluasaan/kebebasan waktu tanpa membatasi 2 atau 3
hari, sampai kerja-kerja jamaah dapat disempurnakan.
* Untuk menghidupkan maqami diseluruh masjid,
maka hendaklah diberi bayan hidayah (petunjuk kerja) kepada jamaah gerak 4
bulan dan 40 hari agar mereka melakukan :
1. Jamaah gerak bekerja sama dengan jamaah maqami
untuk praktek 2,5 jam, usaha memakmurkan masjid dan menghidupkan 5 amal.
2. Besama-sama dengan orang tempatan, aktif
melibatkan orang-orang umum atau seluruh orang islam dalam menghidupkan amal
masjid.
3. Jamaah belum boleh pindah sebelum mengusahakan
hidupnya amal maqomi.
* Untuk orang tempatan, hendaklah bekerja sama
dengan jamaah yang datang dalam musyawarah dan menghidupkan amal masjid.
Mengenai kehadiran di malam markas
* Para pekerja dakwah hendaklah datang kemalam
markas dalam bentuk jamaah masjid atau mahalla, dengan membawa tasykilan dari
mahalla sendiri. Berikut iqram, hikmat bawa alat tidur dsb. Maksudnya agar
dapat membentuk jamaah cash dari mahalla masing-masing
Innama ya'muru masajidallah man 'amana billahi wal yaumil
akhir
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian (QS. At Taubah 18)
1. Jelas dikatakan "HANYA" Jadi orang yang tidak
mau memakmurkan mesjid itu masih diragukan keimanannya.
2. "Mesjid-mesjid" Katanya jama' bermakna banyak.
Jadi bukan hanya satu mesjid tetapi banyak mesjid. Jadi orang yang memakmurkan
satu mesjid pun masih diragukan keimanannya.
3. "Orang-orang" Katanya jama' bermakna banyak.
Jadi bukan hanya satu orang saja yang memakmurkan mesjid-mesjid tetapi
berjamaah. Jadi satu orang yang memakmurkan mesjid-mesjid pun masih diragukan
keimananya.
Jadi bagaimana mengaplikasikan ayat ini dalam kehidupan ...
???
Keluar 4 bulan dari mesjid ke mesjid secara berjamaah.
Materi Mudzakaroh
Usaha atas Nafi Itsbat ( Meniadakan yang lain dan hanya
membenarkan Allah ) :
Meyakini Kekuasaan Allah ada yang :
1. Dengan Asbab :
menciptakan manusia hasil dari perkawinan manusia (
Sunnatullah )
2. Tanpa Asbab :
menciptakan manusia tanpa ibu dan bapak seperti Adam AS
3. Berlawanan Asbab :
menciptakan manusia bertentangan dengan asbab, Isa AS lahir
dari ibu yang suci, onta nabi sholeh yang lahir dari batu, tongkat nabi Musa AS
menjadi ular.
Meyakini bahwa :
1. Allah Khaliq : Allah yang menciptakan
2. Allah Malik : Allah yang bertanggung jawab
atas pemeliharaan ciptaannya
3. Allah Razieq : Allah pula yang menjamin Rizki CiptaanNya
Meyakini bahwa :
1. Mahluk itu adalah ciptaan Allah
2. Sifat pada mahluk ini Allah yang memberikan
3. Allah kuasa merubah sifat pada mahluk
4. Sifat pada mahluk hanya setetes sifat di dalam khazanah
Allah
Contoh :
Api itu adalah mahluk Allah. Sifat panas pada Api adalah
Allah yang memberikan. Allah kuasa merubah sifat panas pada Api seperti Apinya
Nabi Ibrahim AS yang menjadi sejuk. Sifat yang ada pada Api ini dibanding
dengan sifat-sifat yang masih ada dalam khazanah Allah hanya seperti satu tetes
air di lautan.
Meyakini bahwa :
1. Allah mampu memberikan manfaat dengan mahluk
2. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa
seizin Allah
3. Allah tidak berhajat pada mahluk, tetapi mahluk berhajat
pada Allah
4. Allah mampu memberikan manfaat tanpa mahluk
contoh :
“ Allah dapat menyembuhkan penyakit dengan obat. Obat tidak
bisa menyembuhkan penyakit tanpa izin dari Allah. Obat adalah mahluk, dan
mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk berhajat
pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari
Allah. Obat dapat menyembuhkan penyakit karena ada izin dari Allah. Tetapi
Allah tidak memerlukan obat dalam menyembuhkan penyakit. Allah berkuasa
menyembuhkan penyakit dengan obat ataupun tanpa obat.”
“ Allah dapat menghilangkan haus dengan air. Namun Air tidak
bisa menghilangkan haus tanpa izin dari Allah. Air adalah mahluk, dan mahluk
tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk yang berhajat pada
Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah.
Air dapat menghilangkan haus karena ada izin dari Allah. Allah mampu
menghilangkan haus tanpa air.”
“ Allah mampu menggunakan Api untuk membakar. Tetapi Api
tidak bisa membakar tanpa izin dari Allah. Api adalah mahluk, dan mahluk tetap
mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk berhajat pada Allah.
Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Api
dapat membakar karena ada izin dari Allah. Allah berkuasa membakar tanpa api.”
• Meyakini bahwa :
1. Mahluk tidak bisa, Allahlah yang melakukannya
2. Mahluk untuk bisa berhajat pada Allah, Allah melakukannya
tidak berhajat pada mahluk
3. Jika Allah berkehendak dapat dengan mahluk, jika Allah
berkehendak bisa tanpa mahluk
4. La illaha Illallah
Contoh :
“Api tidak bisa membakar, Allah yang membakar. Api untuk
membakar berhajat pada Allah. Allah membakar tidak berhajat pada api. Jika
Allah berkehendak Allah bisa membakar dengan api, jika Allah berkehendak Allah
bisa membakar tanpa Api. Jika Allah berkehendak ada api tapi tidak
terbakar-bakar. La Illaha Illallah.”
“Pesawat tidak bisa mengantar manusia, Allahlah yang
mengantar manusia. Pesawat untuk bisa mengantar manusia berhajat pada Allah.
Allah untuk mengantar manusia tidak berhajat pada pesawat. Jika Allah
berkehendak Allah bisa mengantar manusia dengan pesawat, jika Allah berkehendak
Allah bisa mengantar manusia tanpa pesawat. La Illaha Illallah”
“Air tidak bisa menghilangkan haus, Allah yang menghilangkan
haus. Air menghilangkan haus berhajat pada Allah. Allah menghilangkan haus
tidak berhajat pada air. Jika Allah bekehendak Allah bisa menghilangkan haus
dengan air, jika Allah berkehendak Allah bisa menghilangkan haus tanpa air.”
Ulama katakan : “Awalluddeen Ma’rifatullah” artinya awal
beragama adalah mengenal Allah. Istilah Umum : “Tak kenal tanda tak sayang”
maksudnya kenal terlebih dahulu baru rasa sayang datang. Jadi tugas pertama
yang perlu kita fikirkan adalah bagaimana kita bisa mengenal Allah terlebih
dahulu karena itu adalah awal dari suatu rasa cinta kita. Dengan mengenal Allah
maka akan datang rasa cinta kita kepada Allah. Jika kita sudah cinta kepada
Allah baru kita fikirkan bagaimana caranya mendatangkan cinta Allah kepada
kita. Namun untuk bisa mengenal Allah, maka kita harus mengenal diri sendiri
terlebih dahulu. Cara terbaik untuk mengenal Allah adalah dengan Pengenalan
Diri bahwa kita ini hanya”Hamba” dan Allah adalah “Khaliq”. Contoh :
1. Kita ini Fana ( dari tiada ) dan hanya Allah yang Nyata (
yang ada )
2. Kita ini tidak bisa berbuat dan hanya Allah yang bisa
berbuat
3. Kita ini salah dan hanya Allah yang benar
4. Kita ini hina dan hanya Allah yang mulia, etc.
Inilah hakekat dari kalimat : “ La Illaha Illallah” =
kalimat Nafi Istbat
Nabi SAW bersabda Mahfum :
“Barang siapa yang menyatakan perang kepada kekasihKu, Aku
akan menyatakan perang kepadanya. Tidak ada jalan yang lebih Aku sukai dari
hamba-hambaku yang ingin mendekatkan dirinya kepadaKu selain dari mengerjakan
perkara-perkara yang Aku Wajibkan. Namun hamba-hambaKu senantiasa juga melaksanakan
yang Aku Sunnatkan, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya maka
Aku akan menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, aku akan menjadi
pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku akan menjadi mulutnya yang
dengannya ia berbicara, aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah,
dan aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memukul. Jika ia berdoa
kepadaku niscaya pasti akan aku kabulkan.”
Jalan di Dunia ini hanya ada 2 saja :
1. Jalan Allah / Nabi : Jalan ke Surga
2. Jalan musuh-musuh Allah /Nabi : Jalan ke Neraka
Jalan Musuh-Musuh Allah adalah jalan keduniaan yang
menafikan keimanan :
1. Jalan Kaum Ad : Membuat usaha atas dzohiriah badan dan
kesehatan
2. Jalan kaum Madyan : Membuat usaha atas perbaikan sistem
ekonomi
3. Jalan Kaum Luth : Membuat usaha atas mutu kenikmatan
seksualitas
4. Jalan Kaum Saba : Membuat usaha atas sistem pertanian
5. Jalan Kaum Tsamud : Membuat usaha atas perbaikan
arsitektur
7. Jalan Firaun : Membuat usaha atas kekuasaan
8. Jalan PM Hamman : Membuat usaha atas Jabatan / Karir
Politik
9. Jalan Qorun : Membuat usaha atas peningkatan kebendaan
10. Jalan Abrahah : Membuat usaha atas Kekuatan Militer
11. Jalan Abu Jahal : Membuat usaha atas kesukuan atau
nasionalisme (Ego)
Para Nabi AS tidak pernah mewariskan keahlian mereka
pada ummatnya selain perkara memperbaiki Iman dan Yakin :
1. Nabi Nuh AS : Ahli pembuat kapal
2. Nabi Idris AS : Ahli menjahit
3. Nabi Daud AS : Ahli pembuat besi
4. Nabi Isa AS : Ahli kedokteran
5. Nabi Sulaiman AS : Ahli pemerintahan dan Sumber Daya
Mahluk
6. Nabi Muhammad SAW : Ahli perdagangan
Rumus-rumus Agama dan Dakwah
Surga – Ridho Allah – Amal Agama – Iman – Hidayah –
Pengorbanan :
Surga ini dikelilingi oleh Ridho Allah. Sedangkan Ridho
Allah ada pada Amal Agama. Sedangkan untuk bisa membuat Amal Agama dibutuhkan
Iman agar kita bisa mengamalkannya. Iman ini akan datang jika ada Hidayah
dari Allah Ta’ala. Syarat Hidayah turun jika ada pengorbanan. Pengorbanan
seperti apa ? yaitu pengorbanan untuk membuat usaha atas hidayah Allah.
Fase Yaqin :
1. Ilmu Yakin :
Iman dengan teori / pengetahuan
2. Aiunul Yakin : Iman
dengan rasa
3. Haqqul Yaqin : Keyakinan
Sempurna ( Iman yang Haq )
5 fase jalan menuju Allah dari Al Ghozali :
1. Muhasabbah : Menghisab diri ( menghitung-hitung
kekurangan diri dan amal )
2. Muattabbah : Bertobat dari segala kesalahan dan
kekurangan hari itu
3. Mujahaddah : perjuangan mempertahankan perintah Allah
setiap hari
4. Muqorrobbah : setiap saat berintai-intaian dengan Allah (
selalu merasa dilihat )
5. Mukasyaffah : Penampakan Kebesaran Allah ( Tajalliat ) /
Terbukanya Tabir
Tangga / Fase menuju kepada Makrifatullah dalam ilmu
tassawuf :
1. Tahalli : Membersihkan Hati / Qalbu
caranya : dengan dzikir dan Amal ibadah
Fadhilah Mahfum Hadits :
“ Perbaharuilah iman kalian dengan memperbanyak mengucapkan
La Illaha Illallah “
“ Sesungguhnya dzikrullah membersihkan hati yang berkarat”
2. Takhalli : Menghiasi Hati dengan sifat-sifat mulianya
Nabi dan Sahabat
caranya : Mengikuti Napak Tilas daripada kehidupan Nabi SAW
dan Sahabat RA.
Fadhilah Mahfum Hadits :
“Tidak akan masuk surga seseorang sebelum dia beriman. Tidak
sempurna Iman seseorang sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana dia
mencintai dirinya sendiri”
“Diantara amalan-amalan yang mewajibkan pengampunan adalah
memberi makan kepada orang muslim yang lapar.”
3. Tajalli : Penampakan Kebesaran dan Keagungan Allah (
Mukasyaffah )
Caranya : Taqwa, Ihsan, Tawakkal, Wara, Muqorrobbah, lihat
mahluk ingat Allah.
Fadhilah Mahfum Hadits :
“Beribadahlah kamu seakan akan kamu melihat Allah ada di
depanmu atau paling tidak dengan rasa seakan-akan Allah melihatmu.”
“Jika Aku telah cinta kepada hambaKu, maka Aku ( Allah SWT )
akan menjadi matanya yang dengannya ia melihat, menjadi telinganya yang
dengannya ia mendengar, menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, dan
menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah “
Usaha atas Iman ada 5 :
1. Usaha atas Peningkatan Iman : Berkorban pergi di jalan
Allah ( Khuruj )
2. Usaha atas Pemeliharaan Iman : Membuat amal Maqomi atau
suasana agama
3. Usaha atas Pembentukan Iman : Membentuk halaqoh-halaqoh
pembicaraan Iman
4. Usaha atas Penyebaran Iman : Dakwah wa
Tabligh
5. Usaha atas Pendatangan Iman : Mujahaddah atas Nafsu
Imam Al Ghazali berkata bahwa saluran Iman ini ada 4 jalur :
1. Fikiran : Akal
2. Penglihatan : Mata
3. Pembicaraan : Mulut
4. Pendengaran : Telinga
Semua saluran ini bermuara pada hati atau qalb sebagai
tempat Iman. Saluran ini adalah saluran yang dapat membentuk Iman di hati. Jadi
bagaimana kita manfaatkan saluran Iman ini semaksimal mungkin hanya untuk
mengenal Allah dan menjalankan perintah Allah. Jika salah satu saluran ini
terkotori walaupun bukan semua saluran maka tetap saja hati ini sebagai
muaranya atau tempat Iman akan tercemar. Jika mulut ini kita gunakan secara
terus menerus untuk membicarakan kebesaran Allah maka kebesaran Allah akan
terhujam di hati. Seperti seseorang yang membicarakan mobil balap secara terus
menerus sehingga akhirnya membentuk kesan mobil yang terhujam di hati. Begitu
juga dengan mata jika mata ini terkesan melihat benda-benda maka ketika sholat
benda-benda itu akan terbayang. Inilah yang dimaksud bahwa saluran ini dapat
membentuk atau menggeser keimanan kita tergantung penggunaannya.
Jalur menjalankan Agama ada 2 :
1. Fatwa : Iman Minimum :
Amal yang paling ringan
Fadhilahnya : Agama jadi mudah
dijalankan
2.Taqwa : Iman Maximum : Sempurna
Amal
Fadhilahnya : Allah berikan Furqon
( Kemampuan membedakan Haq & Bathil )
Prinsip Dalam Dakwah :
1. Di Permudah dan jangan dipersulit
2. Di Ringankan dan jangan dibebani
3. Di Mulai dari kemampuan yang ada ( “Qobul Al
Maujud” )
4. Di Tingkatkan kemampuan seiring waktu (
“Matarkiyatil Marbu” )
3 Macam Asbab :
1. Asbab Dzulumat ( Tidak Mutlak / dapat berubah ) : Sawah,
Perdagangan, Industri, dan lain-lain : Banyak orang punya harta benda yang
melimpah tetapi tidak bahagia
2. Asbab Fitrah / Sunnattullah ( Sepertinya Mutlak ) : Sifat
Api, Sifat Air, Sifat Pisau : Tidak mutlak masih bisa berubah dengan
Qudratullah seperti Apinya Ibrahim AS
3. Asbab Hakiki ( Mutlaq ) : Agama, Iman dan Amal Sholeh :
Ucapan Nabi SAW : “Bayyiti Jannati “, Rumahku Surgaku, asbab hidup amal agama
Dakwah itu ada dua macam :
1. Dakwah Iman : Untuk orang
beriman
2. Dakwah Islam : Untuk orang
Kafir
Ciri-ciri Dakwah Rasullullah SAW :
1. Mendatangi Ummat
2. Tidak menerima bayaran
3. Dengan harta dan diri sendiri
4. Berjamaah ( melibatkan sahabat-sahabatnya )
4 contoh kawasan dakwah Nabi SAW :
1. Thaif : Menolak Mutlaq dan Menghakimi / memusuhi
2. Habasyah : Menerima tetapi tidak membantu /
tidak ikut bergabung
3. Madinah : Menerima dan Membantu ( Asbab
Turun Hidayah )
4. Mekkah : Dakwah sembunyi-sembunyi
4 Macam sikap terhadap dakwah :
1. Sikap Abu Bakar RA : Menerima dan Mendukung
2. Sikap Abu Jahal : Menolak dan Menentang
sampai mati
3. Sikap Abu Sofyan : Menentang lalu menerima
pada akhirnya
4. Sikap Abu Thalib : Mendukung tetapi tidak
menerima sampai mati
Usaha Dakwah dibuat dengan 4 cara :
1. Hikmah : Mudah dimengerti
2. Bashiroh : Bijaksana ( Mata Hati / Yakin
yang benar )
3. Husnut Tadbir : Pengaturan yang baik (
cara, data, dan keadaannya )
4. Akhlaq yang baik : Kasih sayang dan Sopan
Santun
4 Macam Pengorbanan dalam usaha dakwah :
1. Nishab : untuk menjaga Iman
2. Takaza : menghancurkan maksiat dan asbab
tersebarnya agama
3. Perasaan : asbab datangnya pertolongan Allah
pada kita
4. Kesenangan Dunia : Asbab Hidayah
4 Penyakit dalam kerja dakwah :
1. Jos ( semangat ) tetapi tidak tertib ( asbab
pecah hati )
2. Putus Asa
3. Niat salah atau tidak betul ( demi keduniaan
)
4. Melihat Hasil
3 Macam Akhlaq :
1. Akhlaqul Hasanah : Tidak membalas perbuatan
jahat orang lain
2. Akhlaqul Karimah : Membalas perbuatan jahat
dengan kebaikan
3. Akhlaqul Azhimah : berbuat baik dan berusaha
membuat orang jadi baik
4 amalan yang menjadi akhlaq penghuni Surga :
1. Menyambung sillaturrahmi dengan yang
memutuskan
2. Memberi kepada yang tidak mau memberi (
bakhil pada kita )
3. Berbuat baik kepada yang mendzolimi kita
4. Memaafkan dan mendokan kepada orang yang
bersalah pada kita
3 Unsur penting dalam Usaha Dakwah :
1. Cendikiawan dan Ulama
2. Orang Miskin
3. Wanita
5 Jaman dalam riwayat Al Bazzar :
1. Jaman Nubuwah :
Jaman Para Nabi AS ditutup oleh Nabi SAW
2. Jaman Khilafah :
Jaman Khulafaur Rasyidin
3. Jaman Mulk
: Jaman Kerajaan dan Kesultanan
4. Jaman Jabal Birroh : Jaman
Kebebasan / Demokrasi
5. Jaman Khilafah II :
Jaman Kebangkitan Islam terakhir
• Akhlaq Nabi :
1. Shiddiq :
Jujur
2. Amanah : Bisa
dipercaya
3. Tabligh :
Menyampaikan
4. Fathonah : Cerdas dan
Bijaksana
Abdullah bin Mas’ud ra. Mengatakan bahwa ada 4 hal penyebab
hati menjadi gelap :
Perut yang terlalu kenyang
Berteman dengan orang-orang yang dzalim
Suka melupakan dosa
Banyak Berkhayal
Nabi Saw bersabda :
“Sesungguhnya sesuatu yang sangat aku khawatirkan atas
dirimu adalah 2 hal :
1. Mengikuti kehendak Nafsu
2. Banyak Berkhayal
Megikuti kehendak nafsu itu dapat menjauhi kebenaran, dan
banyak berkhayal dapat mendorong seseorang mencintai dunia.” ( HR. Ibnu Abid
Dunya )
Ada 4 hal yang menerangi Hati :
1. Perut Lapar dan Pandangan yang terjaga à Asbab
Kemudahan Beramal
2. Berteman dengan orang-orang sholeh à Semangat dan
suasana amal
3. Muhasabah atas dosa-dosa à Melindungi diri dari
dosa
4. Fikir dan Risau atas agama à Penggerak amal
Abu Khatib Rah.A menyatakan barangsiapa yang bergaul dengan
8 golongan ini maka Allah akan menambah kepadanya 8 perkara :
1. Barangsiapa yang suka bergaul dengan orang kaya maka
Allah akan menambah rasa cintanya kepada Dunia
2. Barangsiapa bergaul dengan orang-orang fakir, maka Allah
akan menambah rasa syukurnya dan rasa senang terhadap rizki yang Allah kasih
3. Barangsiapa bergaul dengan raja, maka ia akan bertambah
keras hatinya dan bertambah takaburnya.
4. Barangsiapa yang suka bergaul dengan perempuan, maka
Allah akan tambah kebodohan dan birahinya.
5. Barangsiapa bergaul dengan anak-anak, maka ia akan makin
suka bermain-main
6. Barangsiapa bergaul dengan orang-orang fasik, maka
bertambahlah kecenderungannya untuk melakukan dosa dan melalaikan tobat
7. Barangsiapa bergaul dengan orang-orang saleh, maka akan
bertambah rasa cinta kepada Allah dan ketaatannya.
8. Barangsiapa bergaul dengan ulama, maka akan bertambah
ilmu dan amalnya
Ada 4 tanda orang dalam keadaan celaka ( dan 4 sebaliknya
untuk keadaan bahagia ) :
1. Suka melupakan dosa yang telah lalu (Padahal Dosa itu
tercatat : Asbab meremehkan amal dan menggampangkan dosa)
2. Suka membangga-banggakan kebaikan yang telah lalu(Padahal
Amalnya belum tentu diterima : Asbab Riya)
3. Dalam urusan dunia lebih suka memandang keatas dibanding
kebawah (Asbab Kurang bersyukur, Dengki, Bakhil, dan Tamak)
4. Dalam urusan agama lebih suka memandang kebawah dibanding
keatas (Asbab Assobiyah, Aman atas Amal, dan Lalai)
Ada 4 Mutiara Iman :
Malu : Selalu merasa diawasi, merasa banyak dosa, merasa
cukup
Syukur : Dalam keadaan susah, sederhana (zuhud), dan
pengorbanan demi agama
Takwa : Sifat Kehati-hatian dan sempurna amal
Sabar : Ketika mampu, tidak mengadu kepada mahluk, tawakkal
dan ikhlas
5 hal yang menyebabkan manusia terjerumus kedalam kecelakaan
:
Life Style : Boros, Mubazir, Makan Berlebihan, dan Kemewahan
Pergaulan dengan : Orang Fasik, Orang Kaya, dan Orang yang
berkuasa
Kesibukan dan Waktu yang habis untuk : perkara dunia,
perbuatan sia-sia, jah dari amal
Mata, Mulut, Pendengaran, dan Fikiran : tidak terjaga
kesuciannya dan banyak maksiat
Rizki yang tidak Halal
Obatnya adalah :
Hidup sederhana, menjaga adab sunnah, dan pemanfaatan harta
hanya untuk akherat
Bergaul dengan orang-orang sholeh dan ulama
Pemanfaatan waktu untuk amal dan agama
Mata, Mulut, Pendengaran, dan Fikiran : fungsinya terjaga
sesuai perintah Allah Swt.
Rizki yang halalan dan thoyiban
3 Prinsip Taqwa :
Kehati-hatian
Kesempurnaan Amal ( Qualitas )
Peningkatan Amal ( Quantitas )
• 10 Amal Sholeh Infirodi :
Khidmat kepada orang Tua
Menyayangi dan menyantuni Yatim Piatu
Memberi makan dan duduk makan bersama fakir miskin
Mengajarkan Agama pada keluarga
Membantu Janda yang kesusahan
Memuliakan Tamu
Memuliakan ulama
Menolong orang yang kesusahan
Memberi bekal kepada musaffir
Memberi makan kepada yang berpuasa
●
10 Penyakit Hati :
1. Syirik
2. Takkabbur
3. Nifaq
4. Riya
5. Ujub
6. Suhudzon
7. Putus Asa dari Rahmat Allah
8. Ghibbah
9. Hasad Dengki
10. Sum’ah ( adu domba )
Langganan:
Komentar (Atom)