Selasa, 25 Maret 2014

Usaha Dakwah Ini Menghendaki Pengorbanan Yang Lebih Besar


Ketika Maulana Ilyas rah.a. memulai usaha dakwahnya, para ulama tidak sepakat dengan apa yang beliau lakukan. Bahkan, ulama-ulama yang terkemuka mengecam beliau. Tetapi, dengan bertawakkal kepada Allah swt, beliau tetap teguh dalam menjalankan usaha dakwahnya, dan tak sedikit pun pantang mundur. Beliau sama sekali tidak nampak terpukul oleh kecaman dan celaan tersebut.
Ketika beliau menghidupkan kembali usaha tabligh ini, beliau menerima kecaman dari seluruh kalangan ulama, tetapi beliau tetap maju terus dengan usahanya.
Perlakuan yang diterima oleh Maulana Ilyas tersebut terjadi karena adanya kenyataan bahwa usaha dakwah ini telah lama dilupakan dan ditinggalkan dalam rentang waktu yang lama. Di samping itu, sejarah para sahabat r.a. tidak ada di depan mata mereka, atau mereka hanya membacanya secara sekilas. Mereka sedikit pun tidak tertarik untuk mengambil pelajaran dari kisah sejarah para sahabat r.a. Demikian pula dalam mempelajari hadits, mereka hanya mempelajari permukaannya sehingga tidak dapat menarik pelajaran darinya.

Maulana Ilyas dan Maulana Yusuf rah.a. dengan sungguh-sungguh mengambil pelajaran dan Qur’an, hadits, dan kehidupan para sahabat r.a. Apa yang beliau lakukan ini agaknya tidak dilakukan oleh ulama-ulama yang sezaman dengan beliau.Kita harus meletakkan tujuan hidup kita semata-mata untuk menghidupkan usaha dakwah, dan berdoa kepada Allah swt agar membimbing kita ke jalan kebenaran dan menanamkan hakikat dakwah di hati kita.
Seorang yang berpikiran sempit tentu tidak dapat mengambil pelajaran dan berbagai hal sehingga mereka bersikap mengecam. Namun demikian, ketika semangat keislaman bangkit kembali berkat usaha ini, banyak orang yang memperoleh manfaat dari usaha dakwah ini. Sehingga, para pengecam menjadi bungkam. Sekalipun demikian, apabila yang mereka cari kebenaran, tentu mereka tertarik untuk ikut serta dalam usaha dakwah ini.

Maulana Muhammad Ilyas rah.a berpendapat bahwa cara menyelesaikan berbagai masalah, baik masalah pribadi, masalah umat, maupun masalah politik adalah dengan Dakwah dan Tabligh, berdasarkan satu fikir. Cara-cara yang ditempuh di luar bidang Dakwah dan Tabligh nampaknya saja dapat memberikan hasil dan keuntungan dengan segera, sekalipun hanya dengan pengorbanan yang sedikit. Dalam pada itu, usaha Dakwah menghendaki pengorbanan yang besar sedangkan keuntungannya tidak segera dapat dilihat. Itulah sebabnya mengapa orang-orang menjauh dan usaha dakwah. Demikian pula, orang-orang terlalu tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan ketika melihat orang-orang yang “tidak produktif’ seperti kita atau ketika melihat asas usaha dakwah kita. Namun ternyata mereka tidak mampu melihat hakikatnya, yakni tidak mampu memahami hakikat syariah.
Namun demikian, kita tidak diharuskan untuk menjawab para pengecam, tetapi kita juga tidak boleh acuh tak acuh terhadap mereka. Tetapi, hendaknya kita dekati mereka untuk menjelaskan tentang usaha dakwah kita, dan hanya meminta pertolongan kepada Allah swt.

Karena rahmat Allah swt sajalah sehingga usaha dakwah ini terus berkembang terutama pada saat-saat ketika banyak orang yang menentang. Kita sama sekali tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan. Segala puji hanyalah milik Allah swt.Ketika kita diizinkan untuk menyebarluaskan usaha ini dengan bebas di setiap penjuru di kawasan Arab, kita diberondong dengan kecaman dan berbagai kalangan ulama. Orang-orang Arab benar-benar tidak mau mempedulikannya, kecuali terhadap hal-hat tertentu.Namun demikian, pada saat usaha kita dilarang, Allah swt membuka pintu hati masyarakat untuk mendukung usaha kita. Sehingga, para ulama, orang-orang awam, dan para pemuda tertarik dengan usaha ini. Hal ini semata-mata karena karunia Allah swt.
 Tersebarnya usaha ini menyebabkan orang-orang Arab menjadi yakin dan puas terhadap kebenaran usaha ini sehingga banyak yang sangat tertarik terhadapnya. Kita senantiasa memohon kepada Allah agar membangkitkan orang-orang Arab untuk menegakkan agama dan menjadikan mereka memegang tanggung jawab untuk menghidupkan kembali agama yang nampak semakin melemah di seluruh dunia. Aamiin.

Masalah lainnya yang perlu diperhatikan adalah bahwa usaha ini terlihat banyak cacat dan celanya karena akhiak kita yang buruk. Kita jangan sampai berusaha memperbaiki orang lain sehingga lupa memperbaiki diri sendiri. Sesungguhnya perbaikan ada dalam kekuasaan Allah swt. Untuk itu, hendaknya ketika anda mengeluarkan orang lain di jalan Allah, niatnya adalah semata-mata untuk menanamkan ilmu agama dalam diri mereka karena lingkungan yang mengitari setiap orang benar-benar kosong dari agama, kecuali dalam hal-hal tertentu menurut kehendak Allah. Keluar di jalan Allah dapat menciptakan suasana yang sehat, suasana yang cocok untuk melakukan perbaikan ruhani.

Hendaknya menghormati orang-orang alim. Jagalah benar-benar agar selalu berdzikir (mengingat Allah). Berdzikirlah ketika berjalan, bekerja, atau ketika melakukan apa saja. Bacalah doa dalam berbagai kesempatan sebagaimana yang diajarkan di hadits, karena amalan ini akan menyebabkan tenangnya hati, memudahkan pekerjaan, dan memberikan keberkahan. Berdoalah kepada Allah sebanyak-banyaknya karena urusan apa saja dapat diselesaikan dengan doa, tetapi doa akan memperoleh kekuatan hanya dengan usaha dan jerih payah jasmani. Tanpa usaha dan jerih payah tersebut, doa akan lemah. Sebagaimana dinyatakan dalam hadits, dosa-dosa dapat menjadi hijab bagi terkabulnya doa. Oleh sebab itu, berusahalah untuk menjauhi dosa.

yang benar datangnya dari Allah ... hanya kepadaNYA kita memohon petunjuk ...
»»  Baca selanjutnya...

Rabu, 05 Maret 2014

Misteri Jamaah Tabligh Kepada Seorang Jenderal

Dari status Jack Shein " PAK JENDERAL PUN AKHIRNYA IKUT KHURUJ JUGA "Cibubur 2 Feb 2014 Ketika Bayan Bapak Jendral Anton Bahrul Alam menceritakan kisah beliau tentang jamaah tabligh " Semula beliau tidak menyukai jamaah ini (jamaah tabligh) karena penampilan mereka seperti terroris dan sangat menganggu ketentraman masyarakat dengan mendatangi tiap-tiap rumah... kemudian beliau mengutus 1 anggautanya untuk menyelidiki jamaah ini di kebon jeruk. dengan menggunakan kemeja koko. utusan ikut gabung dengan jamaah lainnya. sehingga selesai anggauta melapor kepada pak Jendral bahwa dia harus keluar 3 hari untuk mengetahui lebih lanjut ya sudah, kamu ikuti mereka ....begitu kata pak jendral memberikan perintah kepada anggautanya. selesai 3 hari. anggauta melapor kepada pak Jendral bagus pak.! kata anggauta. pak jendral bingung setelah memperhatikan anggauta tsb karena sebelumnya tidak pernah sholat, tapi sekarang koq rajin sholat dan tepat waktu. akhirnya beliau mengutus lagi 3 orang untuk menyelidiki jamaah ini...karena khawatir anggauta sebelumnya telah dicuci otaknya.. hasilnya sama, ketiga anggauta tsb.. harus keluar 3 hari untuk mrngetahui lebih lanjut tentang jamaah tabligh dan pak jendralpun memerintahkan ketiga anggauta tsb untuk keluar 3 hari. setelah menjalani itikaf selama 3 hari, ketiga anggauta tsb sama hasilnya..mereka semua menajdi rajin sholat..yg semula tidak sholat dan selalu berjamaah.. karena rasa penasaran ,akhirnya pak jendral terjun langsung kelapangan....." ada apa dengan jamaah tabligh anggauta saya koq pada Rajin sholat " begitu kata pak jendral dan pak jendralpun datang ke kebon jeruk.. dan pak jendralpun ikut keluar 3 hari bersama para Habib usai hari ketiga pak jendral singgah ke kebon jeruk sebelum beliau kembali kerumah.. untuk membeli baju gamis beserta syorban. pak jendral kembali kerumah dengan pakaian sunah rasul ........subhanallah... kitab ini adalah hadiah dari pak jendral ,untuk para jamaah yang ikut dalam 3 hari di cibubur. (sebanyak lebih dari 300 jamaah) masing2 mendapatkan 1 kitab. jamaah 3 hari dicibubur 28 s/2 feb 2014
»»  Baca selanjutnya...

Politik, Khilayafiyah, DanTandzir Dalam Jamaa,ah Tanligh

1. Sebagian orang menyatakan bahwa Jama’ah Tabligh melarang menyebutkan tandzir (ancaman) dari Al Qur’an atau hadits dalam ceramah dan dakwah mereka, yang boleh hanya tabsyir (kabar gembira dan fadhilah ‘amal), apakah ini benar ? Ini adalah kesalah-pahaman karena kurangnya bertabayyun dengan bertanya kepada para ulama yang mengikuti kegiatan ama’ah abligh atau para syura mereka. Yang benar adalah mengutamakan atau memperbanyak kabar gembira dan menyedikitkan ancaman. Seperti ucapan salah seorang jama’ah Arab, “Kita sampaikan ancaman dalam bayan (ceramah) seperti memberi garam dalam masakan!”. Silahkan anda simak buku pegangan mereka Fadhilah ‘amal atau Muntakhab Al- Ahadits bukankah didalamnya dicantumkan juga hadits-hadits yang berisi ancaman dan dibacakan dalam pengajian-pengajian mereka. Justru inilah yang sejalan dengan nasihat baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengirim sahabatnya sebagai juru dakwah di negeri lain, “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika mengutus seorang sahabatnya untuk suatu urusannya, beliau bersabda, “Berilah kabar gembira, jangan jadikan mereka menjauh dan permudahlah jangan kalian persulit.” (HR. Abu Dawud No. 4195 –shahih-) 2. Mereka berkata bahwa Jama’ah Tabligh tidak memperbolehkan khilafiyah, padahal bila seseorang tidak bicara khilafiyah maka ia tidak akan mampu mengetahui kebenaran orang lain dan akhirnya menganggap orang yang tidak sepaham sebagai orang yang salah, bagaimana itu ? Jama’ah Tabligh ini adalah jama’ah tingkat internasional yang diikuti lebih dari 200 negara, tentunya terdiri orang yang berlatar belakang berbeda, baik madzhab, akidah maupun kebudayaannya, jika dipaksakan bicara khilafiyah tentunya akan menimbulkan perselisihan yang berujung mengganggu maksud sebenarnya yaitu untuk islah dan berdakwah. Habib Umar bin Hafidz menyatakan, “Meskipun ada perbedaan gerakan yang terjadi, itu hanyalah karena keikutsertaan orang – orang yang bukan termasuk di antara mereka atau orang yang tidak menjalankan dakwah sesuai dengan ushul dan dasar –dasar ajarannya, sehingga terjadi percampuran yang beraneka –rupa dan menyebabkan ketidakselarasan dalam fikih, pandangan, pemikiran dan akidah. Tapi Anda haruslah berprasangka baik terhadap mereka semua dan juga pandanglah kebaikan yang tampak jelas serta jangan Anda tafsiri dengan keburukan. Demikian juga jauhilah segala hal yang dilarang dan keburukan yang nyata. Manusia yang tinggal dalam satu rumah saja berbeda watak dan pribadinya, apalagi dalam suatu jama’ah yang berjumlah besar. Umumnya, kebaikan pasti akan tersebar di kalangan umat nabi Muhammad saw dan setiap jama’ah atau kelompok Islam tak lepas darinya. Semoga Allah menjadikan kami dan Anda sebagai Ahli kebaikan.” Untuk urusan fikih atau akidah dipersilahkan kepada masing-masing untuk belajar kepada para ulama dilingkungannya, tentunya yang ahli sunnah. Para masyaikh di india sering menganjurkan para pekerja dakwah agar bermadzhab dan belajar fikih kepada para ulama walaupun yang belum ikut dakwah. Hal kedua, khilafiyyah adalah monopoli ulama’, jika orang awam dipaksakan harus membicarakannya tentu akan jadi kacau. Bila dalam jamaah yang sedang keluar terdapat ulama, maka tidak mengapa bertanya tentang khilafiyyah, tapi bukan berdebat. Selama program keluar pembicaraan khilafiyyah memang dihindari. Usaha dakwah ini adalah untuk menumbuhkan keyakinan dan semangat beramal dalam diri umat yang memiliki keragaman dan latar belakang. Dengan hanya berbicara masalah-masalah yang disepakati, perbedaan-perbedaan tersebut tidak akan menjadi ganjalan dalam kerja universal. K.H. Musthafa Bisri Rembang mengatakan : “Dan janganlah mulai membahas masalah furu’iyyah khilafiyyah yang akan membangkitkan perbedaan pendapat dan tidak adanya persatuan. Misalnya, dengan mengatakan, “tahlil dan talqin tidak berguna sama sekali bagi mayit. Saya tidak pernah temukan dalam Bukhari dan Muslim anjuran untuk memakai tasbih, dan sebagainya.” Sebab kerusakan dari pembahasan itu lebih besar daripada kemaslahatannya.” (Zaad Az-Zu’ama : 11) Tidak benar jika ada tuduhan, bahwa Jamaah Tabligh tidak memperdulikan fiqih. Sama sekali tidak dinafikan kepentingan fiqih, namun hal ini dikembalikan kepada bimbingan alim ulama masing – masing, yaitu dengan beberapa alasan, diantaranya adalah : 1. Rawannya perselisihan yang timbul karena pembahasan masalah fiqih, dan tidak sedikit yang menjurus kea rah perpecahan umat. 2. Perlunya seseorang faqih yang ahli dalam pembahasannya, karena tidak semua orang dapat menyampaikannya. Apabila sembarang orang, niscaya dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan. 3. Perbedaan sisi pemahaman masing-masing yang perlu dikemas sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan perpecahan. Atas pertimbangan tersebut, maka langka Jama’ah Tabligh adalah menghidupkan semangat pengamalan agama melalui ta’lim fadhail, dan menghidupkan gairah masail fiqih melalui ta’lim infiradi (individu). 3. Mereka mengatakan bahwa Jama’ah Tabligh tidak memperbolehkan politik karena akan menyebabkan kebohongan dan pertengkaran, padahal orang yang tidak mau berpolitik akan menjadi mangsa politik. Bagaimana sebenarnya ? Jamaah Tabligh hanyalah menganjurkan untuk menghindari masalah politik. Menghindari masalah politik bukan berarti anti politik. Orang yang menghindari makan jengkol misalnya bukan berarti mengharamkan jengkol bagi orang lain. Diskusi dan pembahasan politik ada ahli dan forumnya tersendiri. Sebagaimana dalam perjalanan ibadah haji yang dibahas sehari – hari tentunya masalah yang berhubungan tentang haji. Jangankan permasalahan politik, pembahasan tentang hukum zakat dan puasa pun ditiadakan. Karena memang bukan forumnya. Dan tidak seorangpun protes dan mengusulkan adanya diskusi politik dalam perjalanan haji. Menghindari politik ini hanya ketika beraktifitas dakwah saja, buktinya orang-orang yang pernah ikut Jaulah kalau ada pemilu ikut nyoblos juga, bahkan ada ulama dari kalangan mereka yang mengharamkan Golput. Maka dugaan ini sama sekali tidak benar dan perlu di klarifikasi. Sumber : Kitab “Jamaah Tabligh Sesat ? Para Kyai & Santri Menjawab” Halaman 236 - 241 Disusun oleh Team tabayyun Payaman. Diterbitkan oleh Balai Pustaka Upaya Ilmu Iman Ponpes. Sirajul Mukhlasin Payaman, Payaman PO BOX 158 Magelang 56101 telp. 0293 367110 Magelang, Jawa Tengah
»»  Baca selanjutnya...

Senin, 03 Maret 2014

Usaha Memakmurkan Masjid

   * Dalam usaha memakmurkan masjid, orang-orang dibawa ke masjid, diletakkan dalam suasana masjid dan dakwah disampaikan di masjid (10 menit bicara agama dimasjid lebih baik dari pada berjam-jam bicara dirumah)
   * Jika mereka tidak bisa kemasjid, dakwah disampaikan/disempurnakan dirumah.
   * Untuk usaha memakmurkan masjid, tidak perlu ada syarat-syarat yang menyulitkan, hanya diperlukan 8 orang beriman (orang islam) tidak mesti orang yang telah keluar 3 hari /40 hari / 4 bulan. Waktunya tidak mesti harus sempurna 2,5 jam (boleh dibawah itu)

Mengenai Nusroh jamaah di maqami
   * Dalam menerima jamaah dimahalla kita, hendaklah jamaah diberikan keleluasaan/kebebasan waktu tanpa membatasi 2 atau 3 hari, sampai kerja-kerja jamaah dapat disempurnakan.
   * Untuk menghidupkan maqami diseluruh masjid, maka hendaklah diberi bayan hidayah (petunjuk kerja) kepada jamaah gerak 4 bulan dan 40 hari agar mereka melakukan :
  1. Jamaah gerak bekerja sama dengan jamaah maqami untuk praktek 2,5 jam, usaha memakmurkan masjid dan menghidupkan 5 amal.
  2. Besama-sama dengan orang tempatan, aktif melibatkan orang-orang umum atau seluruh orang islam dalam menghidupkan amal masjid.
  3. Jamaah belum boleh pindah sebelum mengusahakan hidupnya amal maqomi.
   * Untuk orang tempatan, hendaklah bekerja sama dengan jamaah yang datang dalam musyawarah dan menghidupkan amal masjid.
Mengenai kehadiran di malam markas
   * Para pekerja dakwah hendaklah datang kemalam markas dalam bentuk jamaah masjid atau mahalla, dengan membawa tasykilan dari mahalla sendiri. Berikut iqram, hikmat bawa alat tidur dsb. Maksudnya agar dapat membentuk jamaah cash dari mahalla masing-masing


Innama ya'muru masajidallah man 'amana billahi wal yaumil akhir
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian (QS. At Taubah 18)
1. Jelas dikatakan "HANYA" Jadi orang yang tidak mau memakmurkan mesjid itu masih diragukan keimanannya.
2. "Mesjid-mesjid" Katanya jama' bermakna banyak. Jadi bukan hanya satu mesjid tetapi banyak mesjid. Jadi orang yang memakmurkan satu mesjid pun masih diragukan keimanannya.
3. "Orang-orang" Katanya jama' bermakna banyak. Jadi bukan hanya satu orang saja yang memakmurkan mesjid-mesjid tetapi berjamaah. Jadi satu orang yang memakmurkan mesjid-mesjid pun masih diragukan keimananya.
Jadi bagaimana mengaplikasikan ayat ini dalam kehidupan ... ???
Keluar 4 bulan dari mesjid ke mesjid secara berjamaah.


»»  Baca selanjutnya...

Materi Mudzakaroh


Usaha atas Nafi Itsbat ( Meniadakan yang lain dan hanya membenarkan Allah ) :
Meyakini Kekuasaan Allah ada yang :
1. Dengan Asbab    :
menciptakan manusia hasil dari perkawinan manusia ( Sunnatullah )
2. Tanpa Asbab    :
menciptakan manusia tanpa ibu dan bapak seperti Adam AS
3. Berlawanan Asbab :
menciptakan manusia bertentangan dengan asbab, Isa AS lahir dari ibu yang suci, onta nabi sholeh yang lahir dari batu, tongkat nabi Musa AS menjadi ular.

Meyakini bahwa :
1. Allah Khaliq : Allah yang menciptakan
2. Allah Malik    : Allah yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ciptaannya
3. Allah Razieq : Allah pula yang menjamin Rizki CiptaanNya

Meyakini bahwa :
1. Mahluk itu adalah ciptaan Allah
2. Sifat pada mahluk ini Allah yang memberikan
3. Allah kuasa merubah sifat pada mahluk
4. Sifat pada mahluk hanya setetes sifat di dalam khazanah Allah

Contoh :
Api itu adalah mahluk Allah. Sifat panas pada Api adalah Allah yang memberikan. Allah kuasa merubah sifat panas pada Api seperti Apinya Nabi Ibrahim AS yang menjadi sejuk. Sifat yang ada pada Api ini dibanding dengan sifat-sifat yang masih ada dalam khazanah Allah hanya seperti satu tetes air di lautan.

Meyakini bahwa :
1. Allah mampu memberikan manfaat dengan mahluk
2. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa seizin Allah
3. Allah tidak berhajat pada mahluk, tetapi mahluk berhajat pada Allah
4. Allah mampu memberikan manfaat tanpa mahluk

contoh    :
“ Allah dapat menyembuhkan penyakit dengan obat. Obat tidak bisa menyembuhkan penyakit tanpa izin dari Allah. Obat adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Obat dapat menyembuhkan penyakit karena ada izin dari Allah. Tetapi Allah tidak memerlukan obat dalam menyembuhkan penyakit. Allah berkuasa menyembuhkan penyakit dengan obat ataupun tanpa obat.”
“ Allah dapat menghilangkan haus dengan air. Namun Air tidak bisa menghilangkan haus tanpa izin dari Allah. Air adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk yang berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Air dapat menghilangkan haus karena ada izin dari Allah. Allah mampu menghilangkan haus tanpa air.”
“ Allah mampu menggunakan Api untuk membakar. Tetapi Api tidak bisa membakar tanpa izin dari Allah. Api adalah mahluk, dan mahluk tetap mahluk. Allah tidak berhajat pada mahluk tetapi mahluk berhajat pada Allah. Mahluk tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat tanpa izin dari Allah. Api dapat membakar karena ada izin dari Allah. Allah berkuasa membakar tanpa api.”
• Meyakini bahwa :
1. Mahluk tidak bisa, Allahlah yang melakukannya
2. Mahluk untuk bisa berhajat pada Allah, Allah melakukannya tidak berhajat pada mahluk
3. Jika Allah berkehendak dapat dengan mahluk, jika Allah berkehendak bisa tanpa mahluk
4. La illaha Illallah

Contoh :
“Api tidak bisa membakar, Allah yang membakar. Api untuk membakar berhajat pada Allah. Allah membakar tidak berhajat pada api. Jika Allah berkehendak Allah bisa membakar dengan api, jika Allah berkehendak Allah bisa membakar tanpa Api. Jika Allah berkehendak ada api tapi tidak terbakar-bakar. La Illaha Illallah.”
“Pesawat tidak bisa mengantar manusia, Allahlah yang mengantar manusia. Pesawat untuk bisa mengantar manusia berhajat pada Allah. Allah untuk mengantar manusia tidak berhajat pada pesawat. Jika Allah berkehendak Allah bisa mengantar manusia dengan pesawat, jika Allah berkehendak Allah bisa mengantar manusia tanpa pesawat. La Illaha Illallah”
“Air tidak bisa menghilangkan haus, Allah yang menghilangkan haus. Air menghilangkan haus berhajat pada Allah. Allah menghilangkan haus tidak berhajat pada air. Jika Allah bekehendak Allah bisa menghilangkan haus dengan air, jika Allah berkehendak Allah bisa menghilangkan haus tanpa air.”
Ulama katakan : “Awalluddeen Ma’rifatullah” artinya awal beragama adalah mengenal Allah. Istilah Umum : “Tak kenal tanda tak sayang” maksudnya kenal terlebih dahulu baru rasa sayang datang. Jadi tugas pertama yang perlu kita fikirkan adalah bagaimana kita bisa mengenal Allah terlebih dahulu karena itu adalah awal dari suatu rasa cinta kita. Dengan mengenal Allah maka akan datang rasa cinta kita kepada Allah. Jika kita sudah cinta kepada Allah baru kita fikirkan bagaimana caranya mendatangkan cinta Allah kepada kita. Namun untuk bisa mengenal Allah, maka kita harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Cara terbaik untuk mengenal Allah adalah dengan Pengenalan Diri bahwa kita ini hanya”Hamba” dan Allah adalah “Khaliq”. Contoh :
1. Kita ini Fana ( dari tiada ) dan hanya Allah yang Nyata ( yang ada )
2. Kita ini tidak bisa berbuat dan hanya Allah yang bisa berbuat
3. Kita ini salah dan hanya Allah yang benar
4. Kita ini hina dan hanya Allah yang mulia, etc.
Inilah hakekat dari kalimat : “ La Illaha Illallah” = kalimat Nafi Istbat
Nabi SAW bersabda Mahfum :
“Barang siapa yang menyatakan perang kepada kekasihKu, Aku akan menyatakan perang kepadanya. Tidak ada jalan yang lebih Aku sukai dari hamba-hambaku yang ingin mendekatkan dirinya kepadaKu selain dari mengerjakan perkara-perkara yang Aku Wajibkan. Namun hamba-hambaKu senantiasa juga melaksanakan yang Aku Sunnatkan, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya maka Aku akan menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku akan menjadi mulutnya yang dengannya ia berbicara, aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah, dan aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memukul. Jika ia berdoa kepadaku niscaya pasti akan aku kabulkan.”

Jalan di Dunia ini hanya ada 2 saja :
1. Jalan Allah / Nabi : Jalan ke Surga
2. Jalan musuh-musuh Allah /Nabi : Jalan ke Neraka

Jalan Musuh-Musuh Allah adalah jalan keduniaan yang menafikan keimanan :
1. Jalan Kaum Ad : Membuat usaha atas dzohiriah badan dan kesehatan
2. Jalan kaum Madyan : Membuat usaha atas perbaikan sistem ekonomi
3. Jalan Kaum Luth : Membuat usaha atas mutu kenikmatan seksualitas
4. Jalan Kaum Saba : Membuat usaha atas sistem pertanian
5. Jalan Kaum Tsamud : Membuat usaha atas perbaikan arsitektur
7. Jalan Firaun : Membuat usaha atas kekuasaan
8. Jalan PM Hamman : Membuat usaha atas Jabatan / Karir Politik
9. Jalan Qorun : Membuat usaha atas peningkatan kebendaan
10. Jalan Abrahah : Membuat usaha atas Kekuatan Militer
11. Jalan Abu Jahal : Membuat usaha atas kesukuan atau nasionalisme (Ego)

Para  Nabi AS tidak pernah mewariskan keahlian mereka pada ummatnya selain perkara memperbaiki Iman dan Yakin :
1. Nabi Nuh AS : Ahli pembuat kapal
2. Nabi Idris AS : Ahli menjahit
3. Nabi Daud AS : Ahli pembuat besi
4. Nabi Isa AS : Ahli kedokteran
5. Nabi Sulaiman AS : Ahli pemerintahan dan Sumber Daya Mahluk
6. Nabi Muhammad SAW : Ahli perdagangan

Rumus-rumus Agama dan Dakwah
Surga – Ridho Allah – Amal Agama – Iman – Hidayah – Pengorbanan :
Surga ini dikelilingi oleh Ridho Allah. Sedangkan Ridho Allah ada pada Amal Agama. Sedangkan untuk bisa membuat Amal Agama dibutuhkan Iman agar kita bisa  mengamalkannya. Iman ini akan datang jika ada Hidayah dari Allah Ta’ala. Syarat Hidayah turun jika ada pengorbanan. Pengorbanan seperti apa ? yaitu pengorbanan untuk membuat usaha atas hidayah Allah.

Fase Yaqin    :
1.    Ilmu Yakin         :   Iman dengan teori / pengetahuan
2.    Aiunul Yakin     :   Iman dengan rasa
3.    Haqqul Yaqin    :   Keyakinan Sempurna ( Iman yang Haq )

5 fase jalan menuju Allah dari Al Ghozali :
1. Muhasabbah : Menghisab diri ( menghitung-hitung kekurangan diri dan amal )
2. Muattabbah : Bertobat dari segala kesalahan dan kekurangan hari itu
3. Mujahaddah : perjuangan mempertahankan perintah Allah setiap hari
4. Muqorrobbah : setiap saat berintai-intaian dengan Allah ( selalu merasa dilihat )
5. Mukasyaffah : Penampakan Kebesaran Allah ( Tajalliat ) / Terbukanya Tabir

Tangga / Fase menuju kepada Makrifatullah dalam ilmu tassawuf :
1. Tahalli  : Membersihkan Hati / Qalbu
caranya : dengan dzikir dan Amal ibadah
Fadhilah Mahfum Hadits :
“ Perbaharuilah iman kalian dengan memperbanyak mengucapkan La Illaha Illallah “
“ Sesungguhnya dzikrullah membersihkan hati yang berkarat”
2. Takhalli : Menghiasi Hati dengan sifat-sifat mulianya Nabi dan Sahabat
caranya : Mengikuti Napak Tilas daripada kehidupan Nabi SAW dan Sahabat RA.
Fadhilah Mahfum Hadits :
“Tidak akan masuk surga seseorang sebelum dia beriman. Tidak sempurna Iman seseorang sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”
“Diantara amalan-amalan yang mewajibkan pengampunan adalah memberi makan kepada orang muslim yang lapar.”
3. Tajalli : Penampakan Kebesaran dan Keagungan Allah ( Mukasyaffah )
Caranya : Taqwa, Ihsan, Tawakkal, Wara, Muqorrobbah, lihat mahluk ingat Allah.
Fadhilah Mahfum Hadits :
“Beribadahlah kamu seakan akan kamu melihat Allah ada di depanmu atau paling tidak dengan rasa seakan-akan Allah melihatmu.”
“Jika Aku telah cinta kepada hambaKu, maka Aku ( Allah SWT ) akan menjadi matanya yang dengannya ia melihat, menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar, menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, dan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah “

Usaha atas Iman ada  5 :
1. Usaha atas Peningkatan Iman : Berkorban pergi di jalan Allah ( Khuruj )
2. Usaha atas Pemeliharaan Iman : Membuat amal Maqomi atau suasana agama
3. Usaha atas Pembentukan Iman : Membentuk halaqoh-halaqoh pembicaraan Iman
4. Usaha atas Penyebaran  Iman  : Dakwah wa Tabligh
5. Usaha atas Pendatangan Iman : Mujahaddah atas Nafsu

Imam Al Ghazali berkata bahwa saluran Iman ini ada 4 jalur :
1. Fikiran : Akal
2. Penglihatan : Mata
3. Pembicaraan : Mulut
4. Pendengaran : Telinga

Semua saluran ini bermuara pada hati atau qalb sebagai tempat Iman. Saluran ini adalah saluran yang dapat membentuk Iman di hati. Jadi bagaimana kita manfaatkan saluran Iman ini semaksimal mungkin hanya untuk mengenal Allah dan menjalankan perintah Allah. Jika salah satu saluran ini terkotori walaupun bukan semua saluran maka tetap saja hati ini sebagai muaranya atau tempat Iman akan tercemar. Jika mulut ini kita gunakan secara terus menerus untuk membicarakan kebesaran Allah maka kebesaran Allah akan terhujam di hati. Seperti seseorang yang membicarakan mobil balap secara terus menerus sehingga akhirnya membentuk kesan mobil yang terhujam di hati. Begitu juga dengan mata jika mata ini terkesan melihat benda-benda maka ketika sholat benda-benda itu akan terbayang. Inilah yang dimaksud bahwa saluran ini dapat membentuk atau menggeser keimanan kita tergantung penggunaannya.

Jalur menjalankan Agama ada 2 :
1. Fatwa    :    Iman Minimum  : Amal yang paling ringan
Fadhilahnya    :    Agama jadi mudah dijalankan
2.Taqwa    :    Iman Maximum : Sempurna Amal
Fadhilahnya    :    Allah berikan Furqon ( Kemampuan membedakan Haq & Bathil )

Prinsip Dalam Dakwah :
1.    Di Permudah dan jangan dipersulit
2.    Di Ringankan dan jangan dibebani
3.    Di Mulai dari kemampuan yang ada ( “Qobul Al Maujud” )
4.    Di Tingkatkan kemampuan seiring waktu ( “Matarkiyatil Marbu” )

3 Macam Asbab :
1. Asbab Dzulumat ( Tidak Mutlak / dapat berubah ) : Sawah, Perdagangan, Industri, dan lain-lain : Banyak orang punya harta benda yang melimpah tetapi tidak bahagia
2. Asbab Fitrah / Sunnattullah ( Sepertinya Mutlak ) : Sifat Api,  Sifat Air, Sifat Pisau : Tidak mutlak masih bisa berubah dengan Qudratullah seperti Apinya Ibrahim AS
3. Asbab Hakiki ( Mutlaq ) : Agama, Iman dan Amal Sholeh : Ucapan Nabi SAW : “Bayyiti Jannati “, Rumahku Surgaku, asbab hidup amal agama

Dakwah itu ada dua macam :
1.    Dakwah Iman     : Untuk orang beriman
2.    Dakwah Islam    : Untuk orang Kafir

Ciri-ciri Dakwah Rasullullah SAW :
1.    Mendatangi Ummat
2.    Tidak menerima bayaran
3.    Dengan harta dan diri sendiri
4.    Berjamaah ( melibatkan sahabat-sahabatnya )

4 contoh kawasan dakwah Nabi SAW :
1.    Thaif : Menolak Mutlaq dan Menghakimi / memusuhi
2.    Habasyah : Menerima tetapi tidak membantu / tidak ikut bergabung
3.    Madinah : Menerima dan Membantu ( Asbab Turun Hidayah )
4.    Mekkah : Dakwah sembunyi-sembunyi

4 Macam sikap terhadap dakwah :
1.    Sikap Abu Bakar RA : Menerima dan Mendukung
2.    Sikap Abu Jahal : Menolak dan Menentang sampai mati
3.    Sikap Abu Sofyan : Menentang lalu menerima pada akhirnya
4.    Sikap Abu Thalib : Mendukung tetapi tidak menerima sampai mati

Usaha  Dakwah dibuat dengan 4 cara :
1.    Hikmah : Mudah dimengerti
2.    Bashiroh : Bijaksana ( Mata Hati / Yakin yang benar )
3.    Husnut  Tadbir : Pengaturan yang baik ( cara, data, dan keadaannya )
4.    Akhlaq yang baik : Kasih sayang dan Sopan Santun

4 Macam Pengorbanan dalam usaha dakwah :
1.    Nishab : untuk menjaga Iman
2.    Takaza : menghancurkan maksiat dan asbab tersebarnya agama
3.    Perasaan : asbab datangnya pertolongan Allah pada kita
4.    Kesenangan Dunia : Asbab Hidayah

4 Penyakit dalam kerja dakwah :
1.    Jos ( semangat ) tetapi tidak tertib ( asbab pecah hati )
2.    Putus Asa
3.    Niat salah atau tidak betul ( demi keduniaan )
4.    Melihat Hasil

3 Macam Akhlaq :
1. Akhlaqul Hasanah :    Tidak membalas perbuatan jahat orang lain
2. Akhlaqul Karimah :    Membalas perbuatan jahat dengan kebaikan
3. Akhlaqul Azhimah :    berbuat baik dan berusaha membuat orang jadi baik
4 amalan yang menjadi akhlaq penghuni Surga :
1.    Menyambung sillaturrahmi dengan yang memutuskan
2.    Memberi kepada yang tidak mau memberi ( bakhil pada kita )
3.    Berbuat baik kepada yang mendzolimi kita
4.    Memaafkan dan mendokan kepada orang yang bersalah pada kita

3 Unsur penting dalam Usaha Dakwah :
1.    Cendikiawan dan Ulama
2.    Orang Miskin
3.    Wanita

5 Jaman dalam riwayat Al Bazzar :
1. Jaman Nubuwah          :    Jaman Para Nabi AS ditutup oleh Nabi SAW
2. Jaman Khilafah            :    Jaman Khulafaur Rasyidin
3. Jaman Mulk                   :    Jaman Kerajaan dan Kesultanan
4. Jaman Jabal Birroh    :    Jaman Kebebasan / Demokrasi
5. Jaman Khilafah II        :    Jaman Kebangkitan Islam terakhir

•    Akhlaq Nabi :
1.    Shiddiq         :  Jujur
2.    Amanah       :  Bisa dipercaya
3.    Tabligh         :  Menyampaikan
4.    Fathonah     :  Cerdas dan Bijaksana

Abdullah bin Mas’ud ra. Mengatakan bahwa ada 4 hal penyebab hati menjadi gelap :
Perut yang terlalu kenyang
Berteman dengan orang-orang yang dzalim
Suka melupakan dosa
Banyak Berkhayal

Nabi Saw bersabda :
“Sesungguhnya sesuatu yang sangat aku khawatirkan atas dirimu adalah 2 hal :
  1. Mengikuti kehendak Nafsu
  2. Banyak Berkhayal
Megikuti kehendak nafsu itu dapat menjauhi kebenaran, dan banyak berkhayal dapat mendorong seseorang mencintai dunia.” ( HR. Ibnu Abid Dunya )

Ada 4 hal yang menerangi Hati :
  1. Perut Lapar dan Pandangan yang terjaga à Asbab Kemudahan Beramal
  2. Berteman dengan orang-orang sholeh à Semangat dan suasana amal
  3. Muhasabah atas dosa-dosa à Melindungi diri dari dosa
  4. Fikir dan Risau atas agama à Penggerak amal

Abu Khatib Rah.A menyatakan barangsiapa yang bergaul dengan 8 golongan ini maka Allah akan menambah kepadanya 8 perkara :
1. Barangsiapa yang suka bergaul dengan orang kaya maka Allah akan menambah rasa cintanya kepada Dunia
2. Barangsiapa bergaul dengan orang-orang fakir, maka Allah akan menambah rasa syukurnya dan rasa senang terhadap rizki yang Allah kasih
3. Barangsiapa bergaul dengan raja, maka ia akan bertambah keras hatinya dan bertambah takaburnya.
4. Barangsiapa yang suka bergaul dengan perempuan, maka Allah akan tambah kebodohan dan birahinya.

5. Barangsiapa bergaul dengan anak-anak, maka ia akan makin suka bermain-main
6. Barangsiapa bergaul dengan orang-orang fasik, maka bertambahlah kecenderungannya untuk melakukan dosa dan melalaikan tobat
7. Barangsiapa bergaul dengan orang-orang saleh, maka akan bertambah rasa cinta kepada Allah dan ketaatannya.
8. Barangsiapa bergaul dengan ulama, maka akan bertambah ilmu dan amalnya

Ada 4 tanda orang dalam keadaan celaka ( dan 4 sebaliknya untuk keadaan bahagia ) :
1. Suka melupakan dosa yang telah lalu (Padahal Dosa itu tercatat : Asbab meremehkan amal dan menggampangkan dosa)
2. Suka membangga-banggakan kebaikan yang telah lalu(Padahal Amalnya belum tentu diterima : Asbab Riya)
3. Dalam urusan dunia lebih suka memandang keatas dibanding kebawah (Asbab Kurang bersyukur, Dengki, Bakhil, dan Tamak)
4. Dalam urusan agama lebih suka memandang kebawah dibanding keatas (Asbab Assobiyah, Aman atas Amal, dan Lalai)

Ada 4 Mutiara Iman :
Malu : Selalu merasa diawasi, merasa banyak dosa, merasa cukup
Syukur : Dalam keadaan susah, sederhana (zuhud), dan pengorbanan demi agama
Takwa : Sifat Kehati-hatian dan sempurna amal
Sabar : Ketika mampu, tidak mengadu kepada mahluk, tawakkal dan ikhlas

5 hal yang menyebabkan manusia terjerumus kedalam kecelakaan :

Life Style : Boros, Mubazir, Makan Berlebihan, dan Kemewahan
Pergaulan dengan : Orang Fasik, Orang Kaya, dan Orang yang berkuasa
Kesibukan dan Waktu yang habis untuk  : perkara dunia, perbuatan sia-sia, jah dari amal
Mata, Mulut, Pendengaran, dan Fikiran : tidak terjaga kesuciannya dan banyak maksiat
Rizki yang tidak Halal
Obatnya adalah :
Hidup sederhana, menjaga adab sunnah, dan pemanfaatan harta hanya untuk akherat
Bergaul dengan orang-orang sholeh dan ulama
Pemanfaatan waktu untuk amal dan agama
Mata, Mulut, Pendengaran, dan Fikiran : fungsinya terjaga sesuai perintah Allah Swt.
Rizki yang halalan dan thoyiban

3 Prinsip Taqwa :
Kehati-hatian
Kesempurnaan Amal ( Qualitas )
Peningkatan Amal ( Quantitas )

•    10 Amal Sholeh Infirodi :

Khidmat kepada orang Tua
Menyayangi dan menyantuni Yatim Piatu
Memberi makan dan duduk makan bersama fakir miskin
Mengajarkan Agama pada keluarga
Membantu Janda yang kesusahan
Memuliakan Tamu
Memuliakan ulama
Menolong orang yang kesusahan
Memberi bekal kepada musaffir
Memberi makan kepada yang berpuasa

   10 Penyakit Hati :
1.    Syirik
2.    Takkabbur
3.    Nifaq
4.    Riya
5.    Ujub
6.    Suhudzon
7.    Putus Asa dari Rahmat Allah
8.    Ghibbah
9.    Hasad Dengki
10. Sum’ah ( adu domba )

»»  Baca selanjutnya...

Sabtu, 16 Maret 2013

Musyawarah dan Adab-adabnya


Musyawarah dan Adab-adabnya
Ø  Maulana ilyas rah.a berkata “Musyawarah adalah perkara yang besar.Allah Swt berjanji apabila kalian duduk ber Musyawarah dan bertawakal kepada Allah Swt ,maka sebelum kalian berdiri ,kalian akan mendapat taufik ke jalan yang lurus.”
Ø  Musyawarah adalah azas dari usaha dakwah ini yang akan menjadi ruh dalam setiap pengorbanan.pengorbanan tanpa Musyawarah akan sia-sia.tanpa Musyawarah maka ijtima “iyyat kerja akan hilang dan pertolongan Allah Swt.Akan menjauh,karena nusralullah akan datang melalui kebersamaan umat ini.
Ø  Musyawarah adalah pengganti turunyya wahyu yang tidak akan turun lagi ,usaha ini tidak mengharap bantuan dari dunia tetepi semata-mata hanya pertolongan dari Allah Swt.Dengan Musyawarah kesatuan hati akan terwujud dan akan meningkatkan pikir.
Ø  Ijima iyyat bukan berkumpulnya sekelompok orang,tetapi adanya kesatuan hati,pikir,dan gerak sebagai mana dalam shalat berjamaah.ketika shalat seluruh jamaah satu hati (tawajuh),satu pikir (khusyu) dan satu gerak dan ini akan terwujud jika memiliki sipat itsar (mengutamakan orang lain daripada diri sendiri) dan tawadhu (merasa orng lain lebih baik daripada diri sendiri).

Maulana I’namul rah a berkata :
1.       Musyawarah adalah berkumpul ,berpikir dan mentaaati keputusan.seluruh anbiya a.s biasa duduk dan berpikir.Rasullullah Saw masuk ke gua hira duduk berpikir dan menerima wahyu.dimana ada kerisauan disitu ada petunjuk Allah Swt.
2.       Karena seekor ayam mau mujahadah duduk mengerami telurnya maka telurnya pun mendapat ruh dan hidup sehingga jika kita mau duduk dalam Musyawarah maka Allah Swt akan bukakan jalan pemecahan.
3.       Sebelum waktu Musyawarah diadakan para ahli musyawarah banyak berdoa dan menangis agar Allah Swt memberikan keputusan terbaik dan tetap tawajjuh dalam Musyawarah.apabila di dalam Musyawarah terjadi kerusakan ini maka keruakan ini akan akan wujud ke seluruh alam.
4.       Kerja ini adalah kerja Nabi Rasullullah Saw tidak bekerja sendirian tetapi bekerjasama dengan para sahabat r.a sehingga mereka semua mendapat tarbiyah dari Allah Swt maka betulkan niat hanya mencari keridhaanNya agar Allah Swt memberi tarbiyah yang sama.
5.       sasaran Musyawarah adalah bagaimana agar setiap usulan dengan mudah dan senang hati diterima oleh Musyawirin.setiap usul dan keputusan harus jelas terbentang di hadapan seluruh ahli Musyawarah agar tidak terjadi perpecahan dan selama hal itu merupakan yang terbaik untuk umat.
6.       Tidak menyimpan prasangka dalam Musyawarah , seluruhnya harus di bentangkan dan di ajukan. Bila banyak usulan yang muncul berarti pikir jamaah bertambah.
7.       Setan selalu berusaha menggoda manusia begitu pun dalam Musyawarah.Setan selalu menggoda untuk memberi usul dengan paksa.Setan brusaha agar kita memandang remeh usulan yang lain dan berusaha agar kita tidak ikhlas menerima keputusan Musyawarah.
8.       Adapun usul yang muncul harus di tanggapi dengan hati lapang, bila tidak akan demikian orang tidak akan menganggap penting duduk dalam Musyawarah.
9.       Tidak memotong , meremehkan dan menertawakan usul orang lain.Rasullullah Saw berkata kepada Abu Bakar r.a”anggaplah diri kita hina pada setiap mengajukan usul seseorang jangan membicarakan keburukan susul seseorang di belakangnya.bertambah takutlah kepada Allah.bila usul di terima sebaliknya apabila usul tidak diterima bolleh merasa lega”.perbanyaklah bersyukur sepanjang Musyawarah jangan ada maksud yang lain ketika memberikan usul. Kemukakan lah usul semata-mata untuk kepentingan dien.maka Allah Swt akan menjadikan Musyawarah sebagai asbab tarbiyah bagi diri kita sendiri.
10.   Berpikirlah dengan sungguh –sungguh cari kecocokan antara tugas dan pelaksanaanya.jangan sampai orang diberi tugas merasa terbebani. Berikan usul yang terbaik,singkat,jelas dan mampu di amalkan.

ADAB – ADAB DALAM MUSYAWARAH
1.       Musyawarah di pimpin oleh seorang amir , sebaiknya amir shaf.sebelum musyawarah ,hendaknya amir mengosongkan hati dan pikirannya dadari rencana yang mungkin akan di putuskan dalam musyawarah.
2.       Musyawarah diawali dengan Basmalah , Hamdalah , Hendaknya masing – masing berdoa : “allahumma alhimna mara sida umurina wa adidna ming syururi angfusina wa ming syayiati a maalina”. Artinya : “ Ya Allah berilah kami petunjuk ( ilham ) apa yang menjadi urusan kami dan kami berlindung dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan orang lain”.
3. Zihin singkat untuk membentuk pikir para musyawirin tentang arti , maksud dan tujuan musyawarah.Timbulnya Jazbah pada setiap ahli musyawarah sehingga tidak ada yang merasa di perintah.
4.       Musyawirin menyampaikan Kargozari ( Laporan kegiatan program yang telah di lakukan ).
5.       Amir musyawarah meminta usul – usul mulai dari sebelah kanan ke sebelah kiri .Mengajukan usul usul yang terbaik dan setelah usul disampaikan , anggaplah usul orang lain yang terbaik.
6.       Apabila usul kita di terima segera ber istigfar , sebab mungkin saja usul itu mendatangkan mudharat bagi orang lain ,sebaliknya jika usulan kita di tolak maka ucapkan Alhamdulillah.
7.   Tidak memotong pembicaraan ( interupsi ),tunggulah orang lain selesai bicara dan tidak boleh menguatkan pendapat orang lain.
8.  Keputusan bukanlah pada suara yang terbanyak. Kebenaran hanya pada Allah dan Rasul-Nya.hendaknya keputusan sesuai dengan laporan ( kargozari ) atau data yang ada.
9.       Tidak mengajkan diri sendiri dalam suatu tugas , kecuali tugas Khidmat dan Mutakallim.
10.   Apabila keputusan telah di tetapkan ,maka ini adalah suatu amanah dari Allah SWT dan siap melaksanakannya ( sami”na wa athana ). Menerima keputusan musyawarah sebagai hadiah bukan sebagai beban.
11.   Apabila dari hasil musyawarah terjadi hal yang tidak diinginkan maka janganlah berandai – andai.hal ini akan menimbulkan peluang syetan untuk memecah hati kita.
12.   Perbedaan pendapat dalam musyawarah adalah rahmat tetapi beda pendapat di luar musyawarah adalah Laknat.
»»  Baca selanjutnya...

Makan/Minum dan Adab-adabnya


Makan/Minum dan Adab-adabnya
1.       Makanan dan minuman bersumber dari yang Halal dan cara mendapatkannya juga Halal.
2.       Makruh mencicipi makanan yang berbau kurang sedap.
3.       Niat makan buat untuk mengenyangkan perut tetapi agar kuat beribadah.
4.       Tidak makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.
5.       Tidak berlebih-lebihan (isyraf) dalam makan dan minum.
6.       Segera makan jika dipersilahkan sehingga orang yang mengajak makan tidak berulang-ulang memanggil.
7.       Berwudhu,menutup kepala dan makan dengan berjamaah.
8.       Mencuci tangan dengan air yang mengalir agar kotoran dan kuman-kuman akan jatuh bersama air.
9.       Gunakan alas (Suprah)agar makanan yang jatuh bias diambil kembali.
10.   Disunnahkan untuk menunggu makanan, apabila makanan tekah tiba maka berdoa :”allahumma bariklanapiima rojaqtanaa wa kiqinaa adzabannar”
11.   Duduk pada lantai dan tidak bersandar dengan cara pada kaki kiri dan lutut di tegakkan agar perut terlipat menjadi 3 bagian : sepertiga bagian untuk makanan, sepertiga bagian untuk air dan sepertiga bagian untuk udara.
12.   Tidak mencium makanan dan meniup makanan yang masih panas tunggu hingga layak untuk di santap.
13.   Makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan.
14.   Sebelum makan di sunnahkan mencicipi garam dengan jari manis.
15.   Makan diawali dengan ucapan :”Bismillahi wa alaa barakatillah”.
16.   Jika aada buah-buahan dianjurkan mencicipi terlebih dahulu dengan doa : “Allahumma bariklana pii syamarina”.
17.   Apabila kita lupa berdoa sebelum makan dan teringat ketika makan maka ucapkanlah :”Bismillahi awalahuu wa akhiro”.
18.   Disunnahkan dengan tiga jari (tiga suapan pertama) dan seterusnya boleh dengan lima jari.
19.   Disunnahkan memuji makanan.
20.   Meminum air putih diawali dengan tiga kali tegukan.Pada setiap tegukan diawali dengan Basmalah dan di akhiri dengan hamdalahselanjutnya boleh dengan sekali tegguk.
21.   Hindari minum pada gelas atau suatu yang bibir gelasnya pecah atau retak dengan meletakkan mulut pada tempat yang pecah itu.
22.   Tidak menggunakan wadah makanan dan minuman yang terbuat dari emas dan perak.
23.   Dibolehkan minum susu dengan sekali teguk.
24.   Di sunnahkan berkumur-kumur sesudah minum susu.
25.   Di perbolehkan meminum air Zam-Zam dengan berdiri.
26.   Mendoakan orang yang memberi makanan atau minuman.
27.   Makanan yang pernah di makan oleh Nabi Saw adalah : semangka, labu, kurma, manisan, tepung roti/roti gandum, bekatul, anggur, ketimun, daging unta, daging kambing, daging ayam, daging kelinci, daging burung khubara, belalang, susu murni, madu, air tepung gandum dan air rendaman kurma.
28.   Rasulullah SAW menyukai dlafaf – makanan yang banyak tangan memakannya
29.   Membaca doa yang bermaksud :- ‘Dengan nama Allah, Ya Allah Ya Tuhanku, jadikanlah hidangan ini nikmat yang disyukuri yang sampai nikmat syurga ke atas nya.’
30.   Makan cara hamba – semasa duduk makan, baginda merapatkan antara kedua lututnya dan antara kedua tapak kakinya – tapak kaki kanan di atas tapak kaki kiri.
31.   Tidak memakan makanan yang sangat panas karena tidak (ada) berkah (diumpamakan memakan api).
32.   Tidak makan dengan dua anak jari karena cara demikian adalah cara makan syaitan.
33.   Menyukai kueh faludzaj – ramuan – minyak samin, madu lebah, tepung gandum.
34.   Menyukai roti syair, mentimun dan ruthab (kurma yang belum kering) ditambah dengan garam.
35.   Menyukai anggur dan semangka dimakan bersama roti dan gula atau ruthab.
36.   Makan ruthab dengan tangan kanan dan biji di tangan kiri baginda diberi makan kepada kambing yang lalu lalang di tempat baginda makan.
37.   Makan anggur dengan memegang tangkainya sehingga air anggur kelihatang pada janggutnya seperti benang mutiara.
38.   Menyukai susu dengan tamar (al-athyabin – dua yang terbaik)
39.   Menggemari daging – penghulu makanan di dunia dan di akhirat – khasiat menguatkan pendengaran.
40.   Menyukai roti berkuah dengan daging dan buah labu dan bersabda bahwa labu itu adalah pohon Nabi Allah Yunus a.s. Pernah menyarankan Aisyah ra memasak gulai dengan membanyakkan labu – akan menguatkan hati orang yang berduka
41.   Menyukai daging burung (tetapi tidak pula ikut menangkap burung).
42.   Tidak menundukkan kepala saat makan daging burung tetapi mengangkatkan daging ke mulutnya dan menggigitnya.
43.   Menyukai roti dengan minyak samin.
44.   Menggemari daging kambing – bagian lengan dan bahu, Kurma madinah (al-ajwah – berasal dari syurga) – penawar racun dan sihir – adalah antara yang paling digemari di kalangan tamar.
45.   Sayur-sayuran yang digemari baginda pula adalah al-handaba, al-badzaruj dan al-hamqa’/ar-rajlah.
46.   Tidak menyukai bagian daging spt. buah pinggang, zakar dan biji zakar, ghudad, darah, empedu dll.
47.   Tidak menyukai bawang putih, bawang merah dan daun bawang prei (al-kurrats).
48.   Tidak pernah mencela makanan – kalau disukai, dimakan – kalau tidak disukai, ditinggalkan.
49.   Tidak menggemari dhab.
50.   Suka menghabiskan sisa makanan dengan anak jarinya – makanan yang penghabisan banyak barakahnya.
51.   Menjilat sisa makanan pada anak jari – yang tidak diketahui makanan mana yang paling berkat.
52.   Tidak menyapu dengan sapu tangan.
53.   Selesai makan – dibaca ‘Segala puji-pujian bagi Allah. Ya Allah Ya Tuhanku, bagiMu segala pujian. Engkau anugerahkan makanan, maka Engkau anugerahkan kekenyangan. Engkau anugerahkan kepuasan (kehilangan haus). Bagi Engkau segala pujian yang tidak dimungkiri keutamaannya, yang tidak ditinggalkan dan yang diperlukan kepadanya’
54.   Membasuh tangan dan menyapu sisa air ke muka.
55.   Minum dengan tiga kali teguk dan dibaca sebelum setiap teguk : Bismillah – dan selepas setiap teguk : Alhamdulliah.
56.   Minum senafas dan tidak bernafas dalam bekas minuman yang diminum melainkan semasa menghisap.
57.   Memberikan kelebihan air kepada orang yang lebih mulia kedudukannya baik di sisi di kiri atau di kanan baginda dan bersabda kepada orang yang tidak mendapat air bahwa sunat mengutamakan (orang yang lebih mulia kedudukannya).
58.   Tidak menyukai air susu dan madu diminum bersama karena tidak melambangkan tawaddak.
59.   Pemalu dalam perihal makan – tidak meminta kepada keluarga baginda makanan/minum – tetapi kalau diberi, baginda makan atau minum. Kadangkala bangun sendiri untuk mendapatkan makanan/minuman. 
»»  Baca selanjutnya...