Sebuah artikel di harian Guardian
,Inggris, ditulis dengan paragraph pertama ketakutan seperti ini:
“Thousands of young Muslim men
are attending meetings in east London every week run by a fundamentalist
Islamic movement believed by western intelligence agencies to be used as a
fertile recruiting ground by extremists”. (Ribuan anak-anak muda muslim menghadiri
pertemuan di timur London setiap minggu, pertemuan tersebut diselenggarakan
oleh gerakan fundamentalis Islam yang diyakini oleh kalangan intelejen sebagai
basis perekrutan ektrimis muslim)”
Paragraf lainnya:
On Thursday evening, the Guardian
witnessed around 3,000 men from as far afield as Great Yarmouth and the Isle of
Wight stream through the backstreets of Stratford to the meeting. There, at the
gates of a seemingly derelict industrial site, men in fluorescent jackets waved
those who are known to the Tablighi Jamaat hierarchy under a security barrier,
and into one of three fields that surround a cluster of prefabricated buildings
which form a temporary mosque.
(Pada hari kamis malam jum’at The
Guardian menyaksikan sekiatr 3.000 orang dari area sekitar Great Yarmouth dan
Isle of Wight bergerak menuju tempat pengajian………..dst)
Kemudian artikel tersebut
dilanjutkan dengan prasangka-prasangka yang …jelas mengada-ada dan phobia.
Prasangka tersebut kemudian dibantah oleh Emdad Rahman dalam tulisannya di bawah
ini. Dia menulis mengenai analisa berita di Guardian yang berusaha mengaitkan
JT dengan terorisme.
Intinya, dengan strategi jitu JT
yang tidak menggunakan kekerasan, tidak ngomong politik, tidak menjelekkan
pihak lain baik muslim maupun non muslim serta tidak bicara khilafiyah membuat
banyak analis intelijen barat bingung.
Mau nyari kejelekannya dari mana
JT ini. Mau dijebak dg scenario kekerasan, bagaimana menjebaknya, karkun2 ini
tidak bicara kekerasan. Mau diadu domba, bagaimana mengadu dombanya karkun2 ini
tidak bicara kejelekan orang lain. Mau diblokir rekeningnya, bagaimana
memblokirnya, markas mereka tidak punya rekening khusus, karkun2 itu
menggunakan dana pribadinya untuk keliling dunia berdakwa, mereka tidak
mencari-cari sumbangan. Mau dibenturkan dg partai politik, bagaimana
membenturkannya mereka tidak bicara politik dalam pengajian-pengajiannya.
Maka bingunglah
intelejen-intelejen barat tersebut sampai sekarang dan IngsyaAlloh sampai hari
kiamat. Sementara dada mereka sesak karena tiap hari ribuan orang-orang bule
masuk islam dengan suka rela asbab dakwah para karkun. Semoga amal ibadah kita
menjadi penyejuk mata kita di surga kelak. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar