Bahkan di Markaz Dakwah di Raiwind, saat musim panas para
tamu yang dari luar negeri akan ditempatkan di ruangan ber-AC sementara ruang
para Masyaikh hanya tersedia kipas yang kecil saja sehingga terasa panas.
Walaupun dunia telah datang kepada mereka, orang-orang berdatangan ke markas
mereka dari berbagai belahan dunia, tapi tak ada terbersitpun keinginan mereka
untuk mengambil manfaat dunia seperti buat penggalangan dana atau menari
sumbangan dari para tamu. Bahkan mereka melayani tamu-tamu mereka habis-habisan,
dengan member makan gratis siang dan malam serta semua fasilitas tamu dipenuhi
(bayangkan, setiap hari ada sekitar 20 ribu orang yang datang berkunjung di
markas dakwah !)Para Masyaikh makan bersama dengan tamu, tak ada menu khusus
buat mereka. Pakaian para masyaikh pun sangat sederhana. Di ceritakan pula
bahwa Syeikh Ilyas selalu memakai kain yang telah berumur 80 tahun, peninggalan
kakeknya.
Akhlak mereka pun begitu tinggi, tampak ada rasa
kasih-sayang kepada umat yang begitu besar. Pernah suatu ketika ada musyawarah
di markas, yang mana diadakan di ruangan khusu dan di jaga oleh tim khirosah
(sekuriti). Kebetulan petugas khirosah yang mendapat giliran berjaga adalah
orang baru dari daerah yang baru ikut ambil bagian dalam usaha dakwah, sehingga
tak kenal dengan masyaikh. Saat Maulan Jamsid hendak masuk ke dalam ruangan
musyawarah, maka petugas khirosah melarangnya dan mengatakan di dalam lagi ada
musyawarah sehingga jangan mengganggu.Karena pakaian Maulana yang begitu
sederhana, orang tersebut tidak menyangka bahwa beliau itu adalah masyaikh
juga. Maka dengan tawaddhunya, S Maulana Jamsid kembali lagi ke kamarnya sampai
ada orang yang memanggilnya dan menemaninya masuk ke ruang musyawarah. Beliau
tak marah sedikitpun kepada orang itu.
Dengarlah penuturan Syeikh Abul Hasan Ali An Nadwi (seorang
ulama besar) tentang kepribaduian para masyaikh tabligh : Banyak harakah yang
mengalami pergeseran perjuangan mereka menjadi kemewahan ketika dunia telah
datang kepada mereka sehingga dunia menjadi tujuan mereka selanjutnya. Tetapi
tidak dengan Jamaah Tabligh !. Para masyaikh mereka tetap hidup dalam
kesederhanaan, perjuangan mereka tak bercampur sedikitpun dengan keduniaan,
walaupun dunia telah datang kepada mereka.
Para Masyaikh sering mengatakan dalam bayan mereka bahwa
demi Allah, tak ada sedikitpun niat mereka untuk mendapatkan keduniaan dalam
menjalankan usaha dakwah ini, walaupun itu hanya sepotong roti !
SOURCE : Buku kecil berjudul Ada Apa Di India Ust.Yudha
Hidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar