Dari sahabat Abu Hurairah ra, bahwasanya seseorang pernah
datang meminta nasehat kepada Rasulullah Saw dan berkata, “Berikanlah nasehat
kepadaku.” Rasulullah Saw menjawab : “Janganlah engkau marah.” Orang itu pun
mengulang-ulang pertanyaan yang sama dan Nabi Saw (tetap) menjawabnya,
“Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhori)
Ya, Hampir tiada hari tanpa kita mendengar berita tentang kekerasan yang
terjadi di masyarakat. Dan kebanyakan orang menimpakan kesalahan kepada
kemajuan teknologi, iklan TV, film-film action, dsb. Apa pun alasan di balik
kekerasan tersebut, semuanya pada awalnya dipicu oleh.......kemarahan.
Allah SWT melengkapi penciptaan seluruh makhluk hidup di dunia ini dengan
emosi. Perhatikanlah setiap tindakan kita (gerakan tubuh, postur) dan cara kita
berbicara, mimic wajah kita, hampir semunya mencerminkan emosi. “Emosi” dalam
bahasa kita sering diartikan sebagai kemarahan. Emosi bisa diartikan sebagai
ungkapan bahagia, kebanggaan, cinta, kecemburuan, rasa empati, marah dsb.
Marah adalah salah satu bentuk emosi manusia; bagian dari sifat alami manusia.
Marah tidak selalu menjadi sesuatu yang buruk karena ini merupakan salah satu
respon seseorang terhadap ketidakadilan yang terjadi kepadanya.Kita mempunyai
hak untuk marah atas bentuk pelecehan agama ini. Tetapi di sisi lain, marah
bisa dengan mudah menuntun manusia kepada keburukan.
Orang yang tidak mampu mengelola kemarahannya biasanya harus membayar harga
yang cukup mahal antara lain mempunyai kesulitan dalam hubungan antara sesama,
dalam pekerjaannya; lepas kontrol yang sering kemudian diikuti dengan
penyesalan, rasa malu (biasanya muncul setelah reda kemarahannya), depresi dan
tidak percaya diri (sadar punya sifat pemarah tetapi tidak tahu bagaimana
mengelolanya).
Sejarah kenabian mencatat bagaimana Nabi Yunus harus “membayar” kemarahannya
dengan hukuman Tuhan. “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi
dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya).” (Al Anbiya 21: 87)
Marah yang tidak dikelola dengan baik juga sangat tidak bersahabat dengan
kesehatan jasmani Anda. Pembaca situslakalaka bisa saja mengklaim bahwa kalian
cukup sehat saat membaca artikel ini, tetapi jangan terlalu yakin dulu. Riset
yang diadakan lebih dari 60 tahun menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan antara ..............kemarahan dan potensi sakit jantung.
Menurut psikolog Albert Ellis, PhD, saat sedang marah akan terjadi perubahan
fisik seperti misalnya, otot yang menegang, detak jantung yang semakin kerap,
system pernafasan dan metabolisme seluruhnya siap untuk membantunya melakukan
suatu “tindakan” yang diperlukan. Hormon adrenalin akan menjalar ke seluruh
pembuluh darah dan darahnya akan mengalir ke bagian otot yang lebih besar dalam
tubuh. Tidak heran jika orang yang sedang marah biasanya mempunyai kekuatan
yang lebih untuk menyerang sumber yang membuatnya marah, karena memang tubuh
mereka siap untuk melakukannya.
Prof. Robert Sapolsky, seorang ahli biologi dan neuroscience di Stanford
University menggambarkan bahwa perubahan fisik yang terjadi saat seseorang
marah akan dapat merusak sistem kardiovaskuler.
Saat seseorang marah, tekanan darah akan meningkat secara mendadak, dan tekanan
ini akan dapat merusak jaringan-jaringan lembut arteri (jaringan yang membawa
suplai darah ke jantung). Selanjutnya, material-material tubuh dari darah
seperti gula, asam lemak (fatty acids) dan lainnya akan mulai menempel pada
dinding-dinding arteri rusak tadi. Lama kelamaan, akan terjadi penumpukan
material yang menyumbat arteri yang menyebabkan tersendatnya aliran darah dan
juga aliran oksigen. Inilah yang disebut atherosclerosis. Dan jika material
yang terakumulasi tadi melalui jaringan arteri yang menuju jantung, maka
seseorang tersebut akan menjadi “kandidat” baru penderita jantung koroner, dan
potensi kerusakan jantung lainnya.
Lalu bagaimana menguasai marah atau me-manage emosi?
Nabi SAW pernah memberikan petunjuk. "Jika kamu marah dalam keadaan
berdiri, duduklah. Jika kamu masih marah, padahal sudah dalam keadaan duduk,
berbaringlah. Jika kamu masih marah, padahal sudah dalam keadaan berbaring,
segera bangkit dan ambil air wudhu untuk bersuci dan lakukan shalat sunah dua
rakaat."
Mulai saat ini, setiap kali pembaca situslakalaka sedang akan marah, ingat
ingatlah pesan Nabi Muhammad SAW, .........‘Sungguh telah ada pada diri
Rasulullah suri tauladan yang baik (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat
Allah dan kedatangan hari kiamat sedang dia banyak mengingat Allah.’ (Q S
Al-ahzab : 33)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar