1. Usaha melalui individu atau usaha berjamaah dan
bukan usaha ijtima besar-besaran. Usaha dakwah ini tidak mengandalkan bayan
atau ceramah atau kefasihan dalam berbicara akan tetapi kerja, zuhud. Inilah
usaha yang mesti dikerjakan oleh setiap individu, atau mesti dilakukan dalam
berjamaah.
2. Usaha melalui hati dan bukan
pikiran. Sejauh mana hatimu menangis, sejauh mana hatimu risau atau sejauh mana
terbakarnya hati, atau sejauh mana risaunya hati bukan bagaimana pemikiranmu
bekerja, atau bagaimana pemikiranmu membuat rancangan, atau bukan bagaimana
pemikiranmu membuat rencana atau bukan bagaimana pemikiran filosofi yang
tinggi-tinggi untuk mendapatkan gagasan-gagasan.
3. Usaha melalui qadam dan
bukan kalam. Azas usaha ini adalah pergerakan kaki dan bukan penamu.
Sejauhmana kakimu bergerak, sejauh mana anda bergerak melalui kaki-kakimu.
Sebab anda mesti pergi kepada khalayak ramai. Mereka yang sudah datang ke
mesjid mereka mencintai agama. Sedangkan mereka yang belum datang ke mesjid
belum mencintai agama. Oleh karena itu maksud dakwah adalah untuk orang-orang
ini. Jamaah yang sudah datang ke mesjid kita beri ta'lim. Usaha ta'lim dengan
duduk dalam majlis. Akan tetapi dakwah dengan terjun ke bawah, kita datang dari
orang ke orang, dari toko ke toko, maksudnya sejauh mana anda bergerak dengan
kaki-kakimu, karena kerja ini bukanlah kerja 'sastrawan'. Anda harus berenang
dalam lautan manusia, menyelam dalam laut dan mendapatkan mutiara-mutiara. Kita
berusaha mendapatkan sedemikian orang yang dapat menerima fikir iman dan amal.
4. Usaha melalui Jan dan
bukan Mal, usaha melalui diri bukan harta. Mal (harta) adalah
keperluan bagi kita, mal untuk kesenangan kita. Sebagai umpama: jika anda
hendak menghafalkan surat Fathihah, apakah anda mesti membelanjakan ratusan
ribu atau jutaan rupiah untuk menghafal? Tentu tidak! yang diperlukan adalah
masa dan kesungguhan. Karena itu tasykil (ajakan) kita adalah orangnya bukan
uangnya atau hartanya. Apabila anda hendak mentasykil, seseorang katakan bahwa
"kami memerlukan diri anda dan bukan uang anda".
5. Usaha dengan tawadhu
dan bukan aninah. Azas usaha dakwah adalah merendah diri dan bukan sombong
atau membanggakan diri. Sombong adalah sifat syaitan. Kita mesti merasa tidak
ada apa-apanya. Saya ini kecil. Kita mesti merendah. Sebagaimana pohon apabila
sarat dengan buahnya maka ia merunduk. Atau seperti timba apabila hendak
menimba air, maka harus dicemlungkan. Demikian pula apabila anda hendak
merunduk hatinya maka anda akan dapat buat usaha dalam semua kalangan
masyarakat, jika tidak anda akan mengalami berbagai kesulitan.
6. Usaha dakwah dengan
damai dan bukan perang (bermusuhan). Anda mesti berdamai dengan semua orang
baru anda akan dapat buat usaha.
7. Usaha melalui ittihad dan
bukan ikhtilaf. Azas usaha dakwah adalah kesatuan dan bukan perbedaan-perbedaan.
Anda berusaha menjauhi perbedaan-perbedaan. Banyak perkara yang dapat kita cari
yang membawa pada persatuan. Jikalau anda hendak menyatukan umat, maka sedapat
mungkin menjauhkan hal-hal yang membawa kepada perpecahan.
8. Usaha melalui
musyawarah dan bukan melalui kediktatoran. Musyawarah adalah mengambil usulan
(cadangan) atau pendapat sebelum membuat keputusan. Apabila sudah diambil
keputusan maka semua bersifat sami'na wa atho'na. Tetapi seorang diktator
tidak memerlukan musyawarah, tidak memerlukan pendapat orang lain. Dalam
perkara-perkara kolektif yang menyangkut ummat, maka musyawarah adalah sangat
penting.
9. Usaha melalui amru bil
ma'ruf dan bukan nahi anil munkar. Azas usaha dakwah kita adalah yad'uuna
ilal khoir, menyeru kepada yang baik. Sebagaimana enam sifat kita semua ma'ruf.
Apabila gelap maka adakanlah lampu. Apabila amal yang baik hidup maka amal-amal
buruk akan pergi. Ketika muadzin melaungkan adzan, apa yang ia serukan? Ia
tidak membuat larangan-larangan atau jangan buat ini atau itu. Dengan demikian
usaha dakwah kita yaitu mengajak manusia: Hai saudara! marilah ke mesjid, mari
duduk ta'lim, mari hadir dalam musyawarah, mari duduk dalam majlis, mari ikut
jaulah, mari ikut keluar khuruj di jalan Allah, inilah dakwah kita. Bayi yang
baru lahir memerlukan ASI (Air Susu Ibu) yang segar dari ibunya bukan daging
dan buah-buahan.
10. Ushul dan bukan Furu’. Azas usaha dakwah kita
adalah usaha atas akar dan bukan cabang-cabangnya.
11. Azas usaha dakwah kita adalah Qulyah dan
bukan Juz'iyah. Hal-hal yang bersifat universal, hukum-hukum yang umum
akan diterima oleh semua orang, tetapi hati-hati karena diantaranya terdapat
banyak masalah yang membawa kepada khilafiah. Sebagai contoh: mengajak kepada
shalat dapat diterima oleh semua orang, tetapi bahasan shalat secara detail
terdapat masalah masail.
12. Azas usaha dakwah kita adalah Ijmal dan
bukan Tafshil. Ijmal artinya singkat, tepat, pendek dan bukan tafsir
artinya uraian-uraian secara panjang lebar, penjelasan, argumentasi secara
mendetail. Usaha dakwah adalah deklarasi (keterangan atau maklumat), karena itu
mesti pendek, tepat dan ringkas.
13. Azas usaha kita adalah Tamsir bukan Tanfir.
Tamsir artinya kabar gembira dan bukan tanfir artinya kabar buruk, kebencian. Dalam
usaha dakwah ini kita sampaikan kabar gembira. Memberitahukan
keutamaan-keutamaan, pahala-pahala, fadhilah-fadhilah, menyampaikan
perkara-perkara yang manis, supaya semua orang dapat menerimanya. Jangan kita
mengkritik, menyakiti perasaan orang lain dan kita mencerca atau melukai.
14. Azas usaha dakwah kita adalah Istidar dan
bukan Ishtihar. Istidar maknanya secara senyap-senyap dan bukan Ishtihar
artinya propaganda dengan publikasi untuk pamer kehebatan. Maulana Ilyas rah.a
berkata: "Sekiranya usaha ini telah berjalan 1000km tetapi kita mesti
merasa masih pendek." Usaha ini adalah kerja kerohanian yang berkaitan
dengan iman yakin, dan ikhlas. Sifat-sifat ini ada di dalam hati dan bukan
untuk kemasyhuran.
15. Azas usaha dakwah kita adalah Akhirat dan bukan
Dunia. Setiap orang berfikir untuk memperbaiki kehidupan dunia mereka,
kebalikan dari ini dimana semua nabi memberitahu manusia tentang kesenangan
akhirat. Setiap orang berfikir bagaimana dunia saya dapat lebih baik, kebalikan
dari ini, Da'i berfikir bagaimana akhirat saya menjadi lebih baik.
Allahu a'lam.
Allahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar